17 July 2008

4. Adab Membaca Al-Fatihah

Apabila telah selesai membaca Basmallah, maka kita baca surah Al-Fatihah dengan perlahan-lahan dan khusu’ dan beraturan, jangan asal-asalan, perhatikan benar-benar kebaikan bacaan kita, sebab jika salah kita membacanya, maka akan salah pula arti dan maknanya, maka termasuklah tidak tertib. Manakala kita teruskan bacaan yang demikian sehingga menjelang maut, maka yang rugi kita sendiri, karena kita tidak Tartil dalam membaca Al-Qur-aan, selanjutnya rusaklah Haqikat yang kita maksud.
Wahai Insan !!! Setiap membaca Al-Qur-aan (Al-Fatihah) di dalam Sholat, seakan-akan kita berbicara langsung kepada Allah dan disambut dengan jawaban dari Allah pada detik itu juga. Sekiranya kita kurang fasih atau kurang lancar dalam membaca Al-Fatihah, maka dipersilahkan untuk belajar memfasihkan bacaan, kepada siapa yang kita yakini. Maka introspeksi diri sendiri, apakah saya sudah fasih atau belum ?! Kalau memang kita rasakan belum fasih, atau masih terasa ada kekurangan. Maka sebaiknya segera kita ajak diri kita untuk belajar ulang. Jangan merasa segan, dalam hal belajar tidak ada istilah ketinggalan. Walaupun usia telah lanjut, ketimbang terseret ke jurang Neraka, lebih baik belajar, agar fasih membaca Al-Qur-aan. Jangan menutupi kekurangan dengan menambal sulam kesalahan dimuka orang banyak, seperti dengan cara melantunkan langgam lagu yang merdu tapi bacaannya belepotan, atau dengan cara mempercepat bacaan, seperti jalannya kereta api, nyerocos terus, dengan berbuat seperti itu, kita rasa bisa menutupi kekurangan dan kebodohan.
Tetapi malah membuka aib diri sendiri. Walau bagaimanapun kepintaran kita menutupinya, Insya Allah akan terungkap. Karena yang kita baca adalah “Kalam Allah” bukan made-in manusia.
Ingatlah ! Al-Qur-aan itu terpelihara di Luh Mahfudz, dan terus akan dipelihara Allah SWT selamanya. Kita perhatikan Kalimat ayat-ayat tersebut ………

لبِسْـمِ الـلّـــــــهِ الـرَّحْمنِ الـرَّحِيْمِ
اَ لْحَـمْدُ لِـلّـــــــهِ رَبِّ الْـعَالَـمِـيْنَ
اَلـرَّحْـمـنِ الــرَّ حِـيْــــــــــــــــــــــمِ
مَـالِـكِ يـَـوْ مِ الـدِّ يـْــــــــــــــــــــــنِ
اِ يَّـاكَــنَــعْــبُـدُ وَ اِ يَّـاكَــنَسْـتَـعِـيْـنَ
اِهْدِ نَـاالصِّرَاطَ الْـمُسْـتَــقِــيْــــــم
صِرَ اطَ الَّـذِ يْـنَ اَ نْـــعَـمْــــــــتَ عَــلَــيْـــهِـمْ غَــيْـرِ الْـمَــغْـضُـوْ بِ عَــلَــيْــهِـــــــمْ وَ لاَ الـضآ لِّــيْـــنَ

Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Segala (puja) dan puji bagi Allah Tuhan semesta Alam.
(Allah) Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
(Allah) Yang Memiliki hari pembalasan.
Hanya kepada Engkau kami mengabdi dan hanya kepada Engkau kami mohon pertolongan.
Tunjukilah kami jalan yang lurus.
(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri petunjuk, bukan (jalan) orang orang yang sesat.



Perhatikanlah kalimat demi kalimat surah Al-Fatihah yang kita baca, sesuai atau tidak seperti yang tertulis di Al-Qur-aan atau tidak ? Perhatikan Tasydidnya ? Perhatikan Makhrajnya ? Perhatikan Qiro’atnya ? Jangan ngawur membacanya. Tartil itu dianjurkan oleh Al-Qur-aan itu sendiri, agar memperoleh Berkah dari apa yang kita baca. Bukan sebaliknya, malah mendapat Laknat.
Sering terlihat ! Dimuka umum ia sangat fasih membaca Al-Qur-aan. Namun begitu ia Sholat sendirian. Ia membaca surah Al-Fatihah serampangan saja, seperti diburu Setan layaknya. Padahal perbuatan seperti ini, termasuk kedalam golongan riya dan korupsi. Manakala ia ber’amal dimuka orang ramai, maka amalnya dijaga dengan sebaik mungkin. Waktu sendirian kocar-kacir…. Kita perhatikan baik-baik Hadits Nabi. Saw dibawah ini :

عَنْ اَبِـى هُـرَ يـرَ ةَ عَنِ الـنَّـبِــيِّ صَـلَّى الـلّـــهُ عَـلَــيْـهِ وَ سَـلَّـمَ قَالَ : مَنْ صَـلَّى صَـلاَ ةً لَـمْ يـَــقْـرَ أُ فِــيْــهَـا بِــأُمِّ الْــقُـرْ آنِ فَـهِـيَ خِـدَا جٌ ثَــلاَ ثًـا غَــيْـرُ تَــمَـامٍ فَــقِــيْـلَ ِلأَ بـِى هُـرَ يـْـرَ ةَ إِ نَّـانَــكُـوْنُ وَ رَاءَ اْلإِ مَامِ. فَـقَالَ اِقْـرَ أْ بِــهَـافِى نَــفْـسَـكَ فَــإِ نِّـى سَـمِـعْـتُ رَ سُـوْ لُ الـلّــــهِ صَــلَّـى الـلّـــهُ عَــلَــيْــهِ وَ سَــلَّـمَ. يـَــقُـوْلُ قَالَ الـلّـــهُ تَـعَـالـىَ قَسَـمْتُ الـصَّـلاَ ةَ بـَــيْــنِـى وَ بـَـيْـنَ عَــبْـدِى نِـصْـفَــيْـنِ وَ لـِـعَــبْـدِى مَـاسَـأَ لَ فَـإِذَا قَـالَ الْـعَــبْـدُ الْـحَـمْـدُ لِـلّـــــهِ رَبِّ الْــعَـالَــمِـيْــــنَ. قَالَ الـلّـــهُ تَـعَالَ حَـمِـدَ نـِى عَـبْـدِى وَ اِذَا قَالَ الـرَّ حْـمنُ الـرَّحِـيْــــمِ. قَالَ الـلّـــهُ تَــعَالىَ أَ ثْــنَى عَلىَ عَــبْدِى وَ إِذَاقَالَ مَـالِـكِ يَـوْ مِ الدِّ يْـنِ قَالَ مَـجِّـدَ نِـى عَـبْـدِى وَ قَالَ مَـرَّ ةً فَـوَّ ضَ اِلـىَ عَــبْـدِى فَـإِذَا قَالَ إِ يَّـاكَ نَــعْـبُـدَ وَ إِ يَّـاكَ نَــسْــتَــعِـيْـنُ قَالَ هذَا بـَـيْـنِ وَ بـَــيْــنَ عَـبْدِى وَلِـعَـبْـدِى مَاسَـأَلَ فَـإِذَاقَـالَ اِهْدِنَـاالصِّرَاطَ الْـمُسْتَـقِـيْمَ صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَ نْـعَـمْتَ عَـلَـيْــهِمْ. غَـيْـرِ الْـمَـغْـضُوْبِ عَـلَــيْــهِمْ وَ لاَ الــضآ لِّــيْـنَ. قَالَ هـذَا لِـعَـبْدِى وَ لِـعَـبْـدِ مَـاسَـأَلَ

“Dari Abu Hurairah r.a katanya : ”Bersabda Nabi Saw, ”Barang siapa yang Sholat tidak membaca Al-Fatihah, maka Sholatnya buntung”. Perkataan ini diulang oleh Rasulullah Saw, tiga kali, kemudian disambung Beliau dengan perkataan “Tidak sempurna !,, Ketika itu ditanya orang Abu Hurairah r.a. “Bagaimanakah kami yang Ma’mum ? jawabnya : “Bacalah dengan perlahan, karena saya dengar Rasulullah Saw bersabda : ”Firman Allah : “Sholat itu KU bagi dua bagian. Sebagian untuk-KU (Allah) dan sebagian lagi untuk hamba-KU. Hamba-KU diperkenankan memohon, apabila dibacanya “Al-Ham-dulillahi-Robbil ‘Alamiin” berkata Allah : ”AKU telah dipuji hamba-KU”. Dan apabila dibacanya : ”Ar-Rohmaanir-Rohiim” berkata Allah : ”AKU telah disanjung hamba-KU”. Dan apabila ia membaca “Maliki-yau-middiin” Berkata Allah :”AKU telah di Agungkan hamba-KU”, atau kata-Nya :”Hamba-KU telah berserah diri kepada-KU”. Dan apabila dibacanya “Iyya-ka na’ budu-Wa-iyya ka nasta’iin”, berkata Allah ”Inilah tali penghubung AKU dengan hamba-KU dan lagi hamba-KU boleh meminta apa saja”. Dan apabila dibacanya : ”Ihdinas-Shirootol Mustaqiim” hingga akhirnya. Berkata Allah :”Ini khusus untuk hamba KU. Dan untuk hamba-KU itu diperkenankan memo hon apa saja”.
Kalimat Hadits ini diambil dalam Kitab “Shohih Muslim” halaman : 244 Nomor Hadits : 242 terjemahan H.A.Razaq dan H. Rais Lathif. Penerbit Al-Husna Jakarta.

Telah jelas diterangkan, bahwa di mana orang membaca Al-Fatihah. Allah akan menyambutnya dengan sebaik-baik sambutan. Tinggal kita yang punya badan. Selaku hamba yang diberi Akal fikiran, apakah masih berat Lidah dan Hati untuk membaca sekaligus meneliti dan membetulkan bacaan yang salah ?! Bisakah Anda pertahakan pola fikir demikian ?
Wahai saudaraku !!! Lenturkan Hati dan Lidah sedikit, agar mau kembali mengulang kaji dalam membaca Al-Qur-aan, termasuklah membaca Surah Al-Fatihah ini. Kita perhatikan Hadits Nabi. Saw di bawah ini :

عَـنْ أَبِـى هُرَ يـْـرَ ةَ اَنَّ رَسُـوْ لُ الـلّـــهِ صَـلَّى الـلّـــهُ عَــلَــيْــهِ وَ سَـلَّـمَ دَخَـلَ الْـمَسْـجِـدَ فَـدَ خَـلَ رَجُـلٌ فَصَـلَّى فَـسَــلَّـمَ عَـلىَ الـنَّـبِـيَّ صَــلَّى الـلّـــــهُ عَــلَــيْـهِ وَسَــلَّـمَ. فَـرَ دَّ وَ قَالَ ارْجِــعْ فَـصَــلِّ اِ نَّـكَ لَــمْ تُــصَـــلِّ فَـرْ جِــعْ يـُــصَـلِّـى كَـــمَا صَــلَّـى ثُــمَّ جَاءَ فَــسَــلَّــمَ عَـلىَ الـنَّــبِـيَّ صَــلَّى الـلّـــهُ عَــلَــيْــهِ وَسَـــلَّـمَ. فَــقَالَ ارْ جِـــــعْ فَــصَــلِّ فَــإِ نَّـكَ لَـمْ تُــصَــلِّ ثَــلاَ ثَـا فَــقَـالَ وَ الَّــذِى بَــعَــثَــكَ بِـالْـحَــقِّ مَـا اُحْـسِـنُ غَــيْـرَ هُ فَــعَــلِّــمْــنِـيْ فَـــقَالَ اِذَا قُــمْـتَ اِلـىَ الصَّــــــــــــــــــلاَ ةِ فَــكَـــبِّـرْ ثُــمَّ اقْــرَ أْ مَـاتَــيَــسَّـرَ مَــعَـكَ مِنَ الْــقُـرْ آنِ ثُــمَّ ارْ كَــعْ حَــتّى تَــطْــمَــئِــنَّ رَ اكِـــعًـا ثُــمَّ ارْ فَـــعْ حَــتّى تَــعْـتَــدِلُ قَـائِــمًاثُــمَّ اسْجُـدْ حَـتّى تَــطْــمَـئِــنَّ سَـاجِـدً ا ثُــمَّ ارْ فَــعْ حَــتّى تَــطْــمَــئِـنَّ جَـالِـسًا وَ فَــعَــلَ ذ لِـكَ فِى صَـــلاَ تِـكَ كُــلِّـــهَا

“Dari Abu Hurairah ra. Bahwasanya Rasulullah Saw. masuk ke Masjid, dan masuk pula seorang Laki-laki, kemudian ia Sholat dan memberi salam. Beliau bersabda. ”Kembalilah dan Sholatlah ! Karena sesungguhnya kamu tidak Sholat !” (Perintah Nabi. Saw ini berulang hingga tiga kali). Ia (Laki-laki tersebut) menjawab : ”Demi Dzat yang Mengutus engkau dengan kebenaran. Saya tidak dapat melakukan Sholat lain yang lebih baik, maka ajarilah saya”.
Beliau bersabda : ”Apabila kamu berdiri untuk Sholat ! Maka berdirilah (dengan teguh). Kemudian bacalah yang mudah olehmu dari Al-Qur-aan. Kemudian Ruku’lah sehingga kamu Thuma’ninah (tenang) dalam Ruku’. Kemudian bangkitlah sampai tegak berdiri. Kemudian Sujudlah sampai Thuma’ninah (tenang) Sujudmu. Kemudian bangkitlah sampai kamu Thuma’ninah (tenang) dalam dudukmu. Dan lakukanlah seluruhnya itu dalam Sholatmu !"
Kalimat Hadits ini dikutip dari “Shohih Bukhari” Terjemahan Ahmad Sunarto Dkk Juz I halaman 480 Hadits bernomor : 728 Penerbit Asy-Syifaa’ Semarang.

Mari kita lihat Hadits yang lain :

وَعَـنْ عُــبَادَ ةَ بـْنِ الـصَّامِتْ قَـالَ : قَـالَ رَ سُــوْ لُ الـلّـــــهِ صَـلَّـى الـلّـــــــــهُ عَــلَــيْــهِ وَ سَــلَّــمَ. لاَ صَـــلاَ ةَ لِـمَـنْ لَــمْ يـَــقْــرَ أْ بِــأُ مِّ الْــقُــرْ آنِ

“Dari ‘Ubaidah bin Shomit. Ia berkata “Rasulullah Saw Bersabda : ”Tidak sah Sholat bagi orang yang tidak membaca Ummul Qur-aan (Al-Fatihah)”.
(H.R. Al-Bukhari dan Muslim. Dikutip dari Kitan Bulughul Maram. Hadits bernomor 294 pada halaman 119 oleh Ustadz Mahrus Ali)

Wahai saudara-saudaraku !
Mari kita ajak Hati kita agar lemah lembut dalam menerima segala pelajaran yang bermanfa’at bagi Agama. Karena menuntut ‘ilmu itu adalah menambah wawasan Dunia dan Akhirat. Sekaligus melatih Lidah agar jangan terbata-bata membaca abjad Arab. Dan jangan terjerumus ke dalam kelompok yang dilaknat Allah SWT. dan dilaknat pula oleh Al-Qur-aan dan para makhluq yang bisa melaknat.
Jangan merasa malu menempuh pelajaran. Walau pun kita sudah berusia lanjut. Tetapi malulah kepada diri yang masih saja ada kekurangannya. Ingatlah !!! segala kekurangan yang kita buat, akan ditanyai di dalam kubur oleh Munkar Wa-Nakir. Dan dimintai pertanggung jawabannya di Akhirat.

Memperhatikan seringnya lidah manusia terperangkap di dalam membaca ayat.
Saudaraku sekalian... Ingatlah! Bahasa Al-Qur-aan diturunkan oleh Allah bukan buatan manusia, ia sangat tinggi nilai dan bobot serta wibawanya, dan sangat luas pengertian-pengertiannya.
Jika kita membaca Al-Qur-aan. Di sana turut hadir yang namanya Tajwid. Di dalam Tajwid ini kita akan digiring untuk memperhatikan Satu Alif – Dua Alif dan Tiga Alif (panjang pendeknya bacaan). Dan harus memperhatikan Tasydidnya dan memperhatikan Tanwin dan Sabdunya. Antara bacaan Alif dengan Hamzah dan ‘Ain. Antara bacaan Tsa – Sin – Syim. Antara bacaan Jim - Zal – Zho. Antara bacaan Kho – Gho. Pokoknya harus sampai Tartil betul bacaan kita.
Untuk itulah kita dianjurkan mendatangi Guru yang bijaksana untuk belajar Tajwid ini secara matang. Karena ‘ilmu tanda baca itu, akan kita bawa ke dalam Sholat dan Ibadah-ibadah lainnya. Kita perhatikan :

لبســـــــــم الـلّـــــــــه الـرحمن الـرحـيـــــــــم

Ada yang membaca “Bismillahirrokhmaanir-rokhim
Ada yang membaca “Bismillahirrohmaanir-rokim”
Mohon disimak sendiri. Apakah sudah benar bacaan di atas ? dan sesuaikah bacaan itu dengan tuntunan Tajwid ? mari kita lanjutkan :

اَ لْـحَــمْـدُ لِـلّـــــــــه رَ بِّ الْــعَـالَــمِـيْـنَ

Ada yang baca “Al-hamdul-lillahi robbil ‘Alamin”.
Dalam kalimat di atas tidak ada menyatakan “Dul-lil. Menyambung huruf, karena cepatnya membaca. Yang ada kalimatnya ialah “Du-lillahi robbil…….”
Kemudian ada lagi kita dengar yang menukar huruf :

اَ لْـــهَــمْـدُ لِـلّـــــــــه رَ بِّ الْــعَـالَــمِـيْـنَ

Huruf Ha kecil di tukar dengan huruf Ha besar. Maka jika ini terjadi. Maka bacaan akan berobah arti. Seperti arti aslinya ialah “Segala puji bagi Allah semesta Alam”. Maka akan menjadi ”Segala Reda (berhenti hujan) bagi Allah pencipta sekalian Alam”. (Kamus Al-Munawir halaman 1618)
Atau ada yang mengartikan begini : ”Suatu kematian karena kelaparan bagi Allah Tuhan sekalian Alam”. (Tafsir Al-Munjit)
Dan ada yang mengartikan dalam arti bebas : ”Segala tai mata bagi Allah pencipta semesta Alam”.
Coba rasakan. Betul atau tidak bacaan yang kita baca tersebut ? kalau merasa belum betul, maka perbaikilah lewat Tadarus pada Bulan Ramadhan di Masjid-masjid, di Surau-surau, di rumah-rumah. Carilah seseorang yang kita yakini bisa mengajar ilmu membaca Al-Qur-aan dengan baik. Dan tidak malu belajar.

اَلـرَّ حْـمـنِ اَلـرَّ حِــيْـــــــــمِ

Ada yang membaca :

اَلـرَّ هْـمـنِ --------------- اَلـرَّ هِــيْـــــــــمِ

Artinya (Menghujani) ................ (Belum dapat artinya)
(Menurut Kamus Al-Munawwir. Halaman 579)

Perhatikan !!!
Jika berobah huruf dan sebutannya, maka akan membawa dampak kepada arti dan makna yang berbeda pula. Maka sudah jelas, tidak sesuai lagi dengan apa yang diturunkan Allah SWT.

مَـا لِـكِ يـَـوْ مِ الـدِّ يــْنِ

“(Allah) Yang Menguasai Hari pembalasan” (Benar)

مَـا لِـكِّ يـَـوْ مِ الـدِّ يــْنِ

“Orang-orang sipil dihari pembalasan” (Bacaan salah)
(Kamus Al-Munawwir halaman 1456)

اِ يَّا كَ نَــعْــبُـدُ وَ اِ يَّـاكَ نَـسْـتَـعِـيْـنَ

“Hanya kepada Engkau kami menyembah (mengabdi) dan hanya kepada Engkau kami mohon pertolongan” (Bacaan benar)

اِ يَا كَ نَــعْــبُـدُ وَ اِ ِيَاكَ نَـسْـتَـعِـيْـنُ

Dalam arti bebas (bukan Kamus), ada yang mengartikan :
“Kepada cahaya matahari (cahaya pagi) kami menyembah. Dan mohon pertolongan”.
(Salah baca)
(Arti Harfiah / bebas. Bukan Kamus)

اِهْـدِ نَا الصِّـرَاطَ الْــمُـسْـتَــقِـيْـمَ

“Tunjukilah kami jalan yang lurus” (Benar bacaan)

اِحْـدِ نَـا الصِّـرَ اطَ الْـمُـسْــتَــقِـيْـمَ

(Sangat salah baca - menukar Huruf)
a. “Doronglah kami ke jalan yang lurus”(Al-Munawwir)
b. “Ragukan kami ke jalan yang lurus” (Al-Munjit)
c. “Esakan kami ke jalan yang benar”. (Bukan Kamus)

صِرَ اطَ الَّـذِ يْـنَ اَ نْــعَـمْ تَـعَــلَـيْــهِمْ

“(Yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri Ni’mat kepada mereka”. (Benar bacaan)
(Kamus Al-Munawwir, halaman 40)

صِرَ اطَ الَّـذِ يْـنَ اَ نْــعَـمْ تَـعَــلَـيْــهِــمْ

“(Yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau rata – ratakan sumpah mereka”. (Bacaan salah)
Arti di atas dipetik dari (Kamus Al-Munjit).

غَـيْـرِ الْـمَـغْـضُـوْ بِ عَــلَــيْــهِـمْ
وَ لاَ الضَّـآ لِّــيْـنَ.آ مِـيْـنَ

“Bukan jalan (mereka) yang dimurkai. Bukan (pula, jalan) mereka yang sesat”. ”Perkenankanlah Ya Allah”.

Penelitian baca ini, Penulis memohon keringanan Hati :

1. Ustadzah Dra. Rusydah Himayati Lubis.
2. Ustadz M. Hifni Abu Muhajir. Lc.
3. Ustadz Drs. Usril So’ie

Kepada Tuan dan Puan yang telah meluangkan waktu dan meringankan hati meneliti kamus demi kamus. Demi meluruskan arti dan makna yang salah. Penulis ucapkan ribuan terima kasih. Dan penulis tiada daya untuk membalas Budi baik Tuan dan Puan tersebut. Kami serahkan kepada Allah SWT. Tuan dan Puan senantiasa di dalam lindungan Allah SWT. dan dalam keadaan Sehat wal-Afiat, serta mendapat Rezqi yang berlimpah-limpah dari Allah. Jalla Wa’azza. Amiin ...

Demikian sedikit yang bisa kita uraikan tentang beberapa kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan oleh manusia tanpa disengaja.
Hanya saja, orangnya tidak mau menerima anjuran orang lain. Mereka merasa pintar sendiri, sehingga mereka lupa berbenah diri untuk memperbaiki bacaannya
Sebaiknya kita menyadari kekurangan-kekurangan yang ada pada kita dan menyadari pula yang mana yang perlu dirobah, yang berhubungan dengan Hati atau yang berhubungan dengan Lidah.
Menurut pengalaman, jika yang keras itu adalah Lidah, maka Insya Allah akan mudah melenturkannya, namun jika yang keras itu adalah Hati, apalagi sudah dipenuhi dengan sifat hasad dan dengki. Maka akan sulit untuk memperbaikinya. Sebab, Hati yang demikian sungguh sulit menerima anjuran dari orang. Walaupun orang yang paling dekat dengannya. Bahkan ia akan merasa terhina jika diberi nasehat. Dan sekiranya yang memberi nasehat itu, adalah orang yang diseganinya, maka dengan diamnya ia tersinggung, kemudian mencari orang lain menjadi kambing hitam. Karena rasa dengki dan tinggi Hati sudah memenuhi dirinya.
Wahai anak muda ! Menjaga hati orang lain, adalah pekerjaan yang sangat susah dan sulit.
Perhatiakanlah pernyataan Junaid Al-Baghdadi :

Lebih baik Mata itu Buta !
Jika tidak menghargai keindahan Allah.
Lebih baik Lidah itu Kelu !
Jika tidak menyebut Nama-nama Allah.

Lebih baik Telinga itu Tuli !
Jika tidak mendengar Nasehat-nasehat.
Lebih baik anggota badan itu Mati.
Jika tidak melaksanakan Perintah Allah.
(Junaid Al-Baghdadi)

Bila Anda terlangkah. Surutlah !
Bila Anda tersesat. Kembalilah !
Bila tidak tahu. Bertanyalah !
Bila naik darah. Istighfarlah !

(Hasan Al-Bishri)

Saudaraku !
Ajaklah diri agar mau merobah sikap dan sifat buruk yang terletak di Lidah maupun di Telinga, agar mau ia mendengar Kalimat-kalimat yang baik yang diturunkan Allah Jalla Wa’azza kepada Rasul-Nya. Jangan diperturutkan hawa nafsu yang tidak pernah merasa puas dengan segala keinginan-keinginannya. Sebab hawa nafsu itu keinginannya..
Ingin senang !
Ingin menang !
Ingin kenyang !
Ingin tenang !
Kapan bisa kita penuhi keinginan hawa nafsu tersebut ? Ingatlah ! Walaupun sakratul maut hadir menjemput. Namun hawa nafsu tetap saja ada keinginannya. Kalau bisa, ia meminta agar bisa hidup lebih lama lagi, supaya bisa mengecap manisnya dunia lebih banyak lagi. Dan segala keinginan hawa nafsu itu, ia belum puas kalau orangnya belum masuk ke dalam Neraka Jahannam.
Jangan diperturutkan Hati yang keras membatu. Akal yang tidak jujur. Hawa nafsu yang tidak pernah kenyang dengan yang sudah didapat.
Hasad dan Dengki itu kenderaan Hati yang keras.
Rakus dan Bakhil itu kenderaan Hawa Nafsu.
Culas dan Khianat itu kenderaan Akal tak jujur.
Korupsi/Mencuri itu kenderaan Setan dalam diri.

Renungkanlah... Wahai Anak Muda baik Putra & Putri...

Tafsir "Alhamdulillahi Rabbil 'alamin".

اَ لْـــحَــمْـدُ لِـلّـــــــــه رَ بِّ الْــعَـالَــمِـيْـنَ

“Segala puji bagi Allah Pencipta/Pengatur seluruh Alam”

Kalau ayat “Bismillahir-Rohmaanir-Rohiim” diucapkan pada setiap awal dari pekerjaan. Maka ayat "Álhamdulillahi Robbil ‘alamiin” diucapkan pada akhir dari tiap-tiap pekerjaan. Sesudah berdo’a. Sesudah berpidato. Sesudah membaca dan menulis. Sesudah makan dan minum. Sesudah berbincang yang sulit. Pokoknya segala macam pekerjaan, baik yang ringan maupun yang berat. Bahkan terkadang berulang-ulang diucapkan orang Muslim.

Bagi Muslim yang sadar dan dapat mempergunakan akal dan fikirannya semaksimal mungkin. Mereka yakin secara Haqqul yakin kepada Zat yang pasti ada-Nya. Yang Mencipta. Yang Mengatur. Yang menguasai. Yang Memelihara. Yang Mengawasi Alam semesta ini, yaitu Allah Jalla Wa’azza Yang Maha Tinggi dan Maha Agung.
Orang yang berakal akan terasa benar oleh sekujur tubuh dan perasaan serta kesadaran batinnya. Bahwa dirinya adalah ciptaan Allah SWT. dan sesuai pula dengan segala kepentingan manusia, diberi hak pakai terhadap Tenaga, Fikiran, Akal, Tangan yang disertai jari-jemari yang bisa digunakan untuk menggenggam. Mata bisa melihat. Telinga bisa mendengar. Otak bisa berfikir. Hidung bisa mencium aroma. Lidah bisa merasakan nikmat dan lezat. Setelah makanan masuk kedalam perut, disaring sarinya, ampasnya dibuang. Sungguh Allah Pencipta yang tiada bandingnya.
Diriwayatkan oleh Imam Al-Qhurtubi di dalam Kitab Tafsirnya ”Nawadirul Ushul”. Dari Anas bin Maliq. Bahwa Rasulullah Saw. bersabda :

لَـوْ اَنَّ الـدُّ نْــيَا بِـحَـذَا فِـيْـرَهَـابِــيـَـدِ رَجُــلٍ مِنْ اُ مَّــتِـيْ. ثُــمَّ قَـالَ الْـحَــمْـدُ لِـلّـــــهِ لَـكَانَ الْـحَـمْـدُ لِـلّـــــهِ اَ فْــضَــلَ مِنْ ذ لِـكَ

“Sekiranya dunia dan seluruh harta kekayaan yang berada di atasnya, diserahkan ke tangan umatku. Kemudian orang itu mengucapkan Alhamdulillah. Sungguh ucapan Alhamdulillah itu lebih berharga daripada seluruh harta kekayaan itu”. (H.R. Abu Daud)

Diterangkan oleh Al-Qhurtubi dan yang lainnya. Bahwa perasaan indah yang berupakan sanjungan dan pujian terhadap Allah akan memberikan perasaan nikmat yang lebih tinggi nilainya. Daripada nikmat-nikmat yang dihasilkan dari kekayaan harta.
Keberkahan ucapan “Alhamdulillah” akan berkekalan selama-lamanya hingga ke Akhirat nanti. Nikmat yang lahir dari harta itu, dinikmati ketika orangnya masih hidup dan hanya di dunia ini saja. Walau bagai pun banyak harta benda. Tidak bisa dinikmati kalau orangnya telah mati. Tidak bisa dibawa ke liang lahat.

اَ لــمَالُ وَ الْــبَـــنُـوْنَ زِ يــْــنَــةُ الْـحَــيـو ةِ الـدُّ نْــيَا وَ الْــبــقِـــيــــــــتُ الـصّــلِـحـتُ خَــيْــرٌ عِــنْـدَ رَ بِّـكَ ثَــوَ ا بـًا وَّ خَــيْــرٌ اَ مَـــلاً

“Harta benda dan anak-anak, adalah perhiasan hidup di Dunia dan Al-Baqiyatus-Sholihatu (Amal-amal yang Shaleh yang kekal kegunaannya), lebih baik pahalanya dari Tuhan-mu. Dan lebih baik harapan yang dikandungnya”. (Q.S. Al-Kahfi : 46)

Banyak Hadits yang diterangkan oleh Rasulullah Saw. bahwa yang dimaksud dengan “Al-Baaqiyaatus-Sholihaatu”, ialah Empat kalimat suci :

اَحَـبُّ الْـكَــلاَ مِ اِلـىَ الـلّـــــــــهُ تَــعَـالـى اَ رْ بـَــعٌ :
سُــبْـحَـانَ الـلّـــــــــهِ
وَ الْـحَـمْـدُ لِـلّــــــــــــهِ
وَ لاَ اِ لــهَ اِلاَّ الـلّـــــــهُ
وَ الـلّــــــــــــهُ اَ كْـــبَـرُ

“Bacaan yang sangat disukai oleh Allah Ta’ala empat : “Shubhanallah”“Alhamdulillah”“Laa-Ilaaha Ilallah” Dan “Allahu Akbar”. Yang mana saja kamu dahulukan menyebutnya tidak mengapa”. (H. R. Muslim)

وَ عَنْ اَ بـِيْ سَــعِـيْـدِ اَ لـخُـدْرِيِّ رَضِـيَ الـلّـــهُ عَــنْــهُ قَـالَ : قَـالَ رَسُـوْ لُ الـلّــهِ صَــلَّى الـلّــهُ عَـلَـيْـهِ وَسَــلَّـمَ : اَ لــبَـاقِــيَاتُ الـصّـلِحَاتُ : لاَ اِ لــــهَ اِلاَّ الـلّـــــــهُ . وَسُــبْـحَانَ الـلّـــــــهُ . وَ الـلّـــــــهُ اَ كْــبَــرُ . وَ الْـحَــمْـدُ لِـلّــــــــــــــــهِ . وَ لاَ حَــوْ لَ وَ لاَ قُــوَّ ةَ اِلاَّ بِـالـلّــــــــــــــــــه
{اَخْـرَجَـهُ النَّـسَا ئِـيْ وَصَحِحَـهُ اِ يْـنُ حِــبًّـانَ وَ الْـحَـاكِـمْ }

“Dari Abu Sa’id Al-Khudhriy Ra, Rasulullah. Saw. bersabda : ”Ucapan yang kekal (pahalanya) yang baik, ialah “Laa-Ilaaha-Ilallah ”(Tiada Tuhan selain Allah)“ AllahuAkbar” (Allah Maha besar) “Shubhanallah”(Segala puji hanya bagi Allah) “Lahaula walaa quwata-Illa billahi”. (Tiada daya dan uapaya kecuali dengan pertolongan Allah”. (H.R. An-Nasa’iy. Ibnu Hibban dan Al-Hakim)
Terdapat dalam Kitab “Bulughul Maram : 1573”

Kemudian perhatikan lafaz di bawah ini :

اَ فْـضَـلُ الـذِّ كْـرِ لاَ اِلــهَ اِلاَّ الـلّــــهُ وَ اَ فْـضَـلُ الـدُّعَـاءِ الْـحَـمْـدُ لِـلّــــهِ

Zikir paling utama ialah kalimat : ”Laa-ilaaha-Ilallah” Dan Do’a paling utama ialah kalimat “Al-Hamdulillah”.

Menyebut Alhamdulillah dan lain-lain kalimat suci disamping memuji juga mengandung Do’a atau permohonan. Karena kalimat-kalimat tersebut sangat disukai oleh Allah SWT. Maka hendaklah kita sering-sering membasahi bibir dengan menyebutnya. Semoga Allah memberi keberkahan-Nya.
Perhatikanlah perkembangan dunia ini. Kebejatan manusia sudah sangat merebak dan akut. Pandai menjilat ke atas, memijak ke bawah, menyikut ke samping demi jabatan dan ketenaran nama, yang pada akhirnya korupsi berjalan di tengah-tengah mereka. Mereka memuji dan memuja setinggi langit Ilmu Pengetahuan. Mereka anggap Ilmu yang canggih itu bisa mendamaikan dunia ini. Kita perhatikan malah sebaliknya. Yang paling parah. Mereka memuja orang bejat dan jahat moralnya. Mereka anggap itulah orang yang berhasil menata kehidupan, karena banyak hartanya. Kiranya mereka adalah maling besar dan perusak Agama. Sungguh mereka sudah lupa memuja dan memuji Allah. Mereka lupa siapa sebenarnya yang telah menciptakan diri mereka ? Mereka lupa bahwa Nyawa dan akal fikiran yang ada pada dirinya adalah dari Allah SWT, itupun hanya hak pakai. Bukan diberi....

Sekarang kita bertanya kepada mereka yang lalai.
“Anda itu dari mana ?
“Kemudian mau kemana ?
“Dan ? sekarang sudah sampai dimana ?
“Renungkanlah dengan Hati yang jernih”.


Bagaimanapun hebat dan canggihnya Ilmu pengetahuan yang disanjung dan dicapai oleh manusia saat sekarang ini maupun yang akan datang. Namun Ilmu pengetahuan manusia masih sangat sedikiiiiiiit sekali.
“Dan tidaklah kamu diberi ‘Ilmu pengetahuan. Kecuali sedikit”. (Q.S. Al-Isra’ : 85)

قُـلْ اِ نَّـــمَاالْــعِــلْـمُ عِــنْـدَ الـلّـــهِ وَ اِ نَّــمَـآ اَ نَـا نَـذِ يْـرٌ مُّـبِـيْـنَ

“Katakanlah (hai Muhammad) ! Bahwa sesungguhnya pengetahuan (yang sempurna) hanya milik Allah sedang saya ini hanya pemberi peringatan yang nyata”.
(Q.S. Al-Mulk : 26)

Walau bagamanapun ahli dan tingginya ‘Ilmu pengetahuan seseorang, dia tidak sanggup menerangkan bagaimana perkembangan sebuah sel yang bisa menjadi manusia.
Nabi Musa As. pernah naik perahu bersama dengan Nabi Khaidir As. tiba-tiba turun seekor burung kecil dan hinggap dihaluan perahu. Kemudian burung tersebut minum air laut, lantas pergi terbang. Lalu Nabi Khaidir As. berkata kepada Nabi Musa As. “Air yang diminum burung tadi adalah umpama kadar pengetahuan yang didapat oleh manusia. Sementara air laut itu masih banyak yang tinggal. Begitulah kadar Ilmu yang didapat oleh Makhluq. Begitu sedikitnya pengetahuan tentang alam semesta ini. Lebih sedikit lagi ‘Ilmu tentang Akhirat. Sedikit ‘Ilmu bagi manusia, tapi sombongnya setinggi langit.
Renungkanlah ……… Wahai insan !!!

Nabi MuhammadSaw berkata kepada salah seorang sahabat : ”Bila engkau masukkan jarimu ke dalam laut, kemudian engkau angkat tangan itu kembali. Maka air yang melekat pada jari itulah pengetahuan dunia. Dan air laut yang tertinggal di samudra itulah pengetahuan tentang Alam akhirat”.
Menurut Buku “Samudra Al-Fatihah” oleh Bey Arifin, disekitar Matahari terdapat 9 Planet 22 Satelit dan berjuta-juta Bintang kecil dan besar yang semuanya ber putar disekeliling Matahari dengan jarak yang berlainan.
Kalau ada manusia tidak kagum dengan gemerlapnya bintang yang terlihar bertaburan dilangit. Maka daya fikirnya sudah tinggal 90 % lagi. Firman Allah :
“Maha tinggi yang ada digenggaman-Nya, terletak seluruh Kekuasaan. Dan DIA-lah yang Menguasai segala sesuatu”. (Q.S. Al-Mulk : 1)
“DIA-lah yang menciptakan Langit 7 bertingkat-tingkat, engkau tak akan melihat kejanggalan di dalam Ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah itu, maka ulangilah memandangnya. Adakah engkau melihat cacat padanya”. “Kemudian ulangilah memandangnya dua kali lagi. Niscaya penglihatanmu akan membuktikan kepada mu, bahwa tidak ada sesuatu yang cacat (kurang), dan penglihatanmu akan lelah (memandangnya)”.
“Sesungguhnya KAMI telah menghiasi Ruang angkasa yang dekat dengan Bintang-bintang, dan KAMI jadikan Bintang-bintang itu alat pelontar terhadap Setan. Dan KAMI sediakan bagi mereka (Setan-setan itu) Neraka yang menyala-nyala”. (Q.S. Al-Mulk : 3 - 5)

Disekitar Matahari terdapat 9 Planet dan 22 Satelit yang terdiri dari benda padat seperti Bumi. Jauh di luar alam Planet dan Satelit, bertebaran berjuta-juta Bintang yang terdiri dari benda Gas. Semuanya beredar di sekitar Matahari yang menjadi pusat dari peredarannya. 9 Planet tersebut ialah :
1. Mercury. Terletak paling dekat ke Matahari dengan jarak tempuh 36.000.000 mil, paling kecil dengan diameter 4710 km, beredar di sekitar Matahari dalam waktu 88 hari (satu tahun Mercury).
2. Venus. Dengan jarak 76.200.000 mil dari Matahari. Diameter 12.320 km, beredar dalam waktu 224 hari (satu tahun Venus). Venus ini dinamakan Bintang kejora / Zahroh bahasa Arabnya. Besarnya hampir sama dengan Bumi.
3. Bumi. Yaitu planet yang kita tempati sekarang, dengan jarak 92.900.000 mil dari Matahari, besarnya berdiameter 12.756 km, beredar di sekitar Matahari dalam tempo 365 ½ hari (satu tahun Bumi). Bumi mempunyai sebuah satelit, yaitu Bulan. Besar Bulan seperenampuluh Bumi, dengan jarak 240.000 mil dari Bumi.
4. Mars. Yaitu planet terdekat ke Bumi, sehingga setiap malam dapat kita saksikan dengan mata kita, yang berpijar seperti lampu layaknya. Karena dekatnya ke Bumi. Jaraknya ke Matahari 141.500.000 mil. Besarnya berdiameter 6890 km (lebih kecil dari Bumi). Beredar sekeliling Matahari dalam tempo 687 hari (satu tahun Mars). Mars mempunyai 2 satelit yang selalau berputar di sekelilingnya.
5. Jupiter. Dengan jarak 483.200.000 mil dari Matahari. Berdiameter 152.060 km beredar di sekitar Matahari dalam tempo 11 tahun 9 bulan (satu tahun Jupiter). Dan planet ini mempunyai 9 setelit.
6. Saturnus. Dengan jarak 885.000.000 mil dari Matahari. Besar atau berdiameternya 119.600 km. (74.100 mil). Beredar di sekeliling Matahari dalam tempo 29 tahun 5 bulan lamanya (satu tahun Saturnus). Planet ini mempunyai 10 satelit.
7. Uranus. Dengan jarak 1.782.000.000 mil dari jarak Matahari. Besar atau diameternya 50.700 km (32.000 mil). Beredarnya di sekeliling Matahari dalam tempo 164 tahun 8 bulan lamanya (satu tahun Uranus).
8. Neptunus. Dengan jarak 2.793.000.000 mil dari Matahari. Berdiameter 37.740 mil (54.400 km). Beredarnya di sekeliling Matahari dalam tempo 164 tahun 8 bulan (satu tahun Neptunus).
9. Pluto. dengan jarak 3.670.000.000 mil dari Matahari. Beredar di sekeliling Matahari dalam tempo 246 tahun 7 bulan lamanya (satu tahun Pluto).

Kalau Planet-planet lain sudah dikenal orang sejak berabad-abad sebelum Masehi. Maka planet Pluto ini baru saja diketahui pada tanggal 13 maret 1930 oleh seorang Ahli falaq bangsa Amerika bernama Dr. Slipper dari Lowel Observasitorium di Arizona.

لَــخَــلْــقُ الـسَّـــمَـــو تِ وَ اْلأَرْضِ اَكْــبَــرُ مِنْ خَـــلْــــــــقِ الــــنَّـا سِ وَ لــكِـنَّ اَ كْــثَـرَ الــنَّا سِ لاَ يــَــعْــلُــمُـوْ نَ

“Sesungguhnya penciptaan Ruang angkasa dan Bumi lebih besar (lebih hebat dan lebih sulit) daripada penciptaan Manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (Q.S. Al-Mukmin : 57)

Ketahuilah... Bahwa Bumi yang kita katakan cukup luas dan besar ini sekelilingnya 25.000 mil (40.000 km) berdiameter 7.927 mil (12.756 km) sementara beratnya lebih kurang 6.000.000.000.000.000.000.000 ton (6 ribu milyar-milyar ton) adalah merupakan sebersit debu yang sangat halus ditengah-tengah ruang angkasa raya yang cukup besar itu.
Menurut para Sarjana Astronomi, jumlah Bintang-bintang di dalam kelompok (Galaxi) Bima Sakti (Milky Way) ialah 100.000.000.000.
Nah ………. Manusia adalah merupakan sebutir debu yang paling halus pula di atas Bumi itu, tetapi kebanyakan manusia sombong. Sombong kepada Makhluq dan sombong pula kepada Allah. Perhatikanlah! Bukankah di sisi Allah anda hanya dianggap sebutir debu yang tidak laku dijual. Itupun tak tahu diuntung. Wahai yang sombong! Perhatikanlah sebaik-baik perhatian ayat di bawah ini :

وَ لَــقَـدْ ذَرَ أْ نـاَ لِـجَــهَــنَّـمَ كَــثِــيْــرًا مِّنَ الْـجِنِّ وَ اْلإِ نْـسِ لَـــهُـمْ قُــلُـوْ بٌ لاَّ يــَـفْـقَــهُـوْنَ بِــهَـا وَ لَـــهُـمْ اَعْــيُـوْنٌ لاَّ يـُــبْـصِـرُوْنَ بِــهَا وَ لَــهُـمْ اذَانٌ لاَّ يَـسْـمَــعُـوْنَ بِــهَا أَولـئِـكَ كَاْلأَ نــعَامِ بَـلْ هُـمْ اَضَـلُّط أُو لــئِـكَ هُـمُ الْـغـفِـلُـوْنَ

“Dan sesunggguhnya KAMI jadikan isi Neraka Jahannam kebanyakan dari Jin dan Manusia, (karena) mereka mempunyai Hati. Tetapi tidak memahami (petunjuk Allah) dengan Hatinya tersebut. Mereka mempunyai Mata, tetapi tidak mereka gunakan untuk melihat (jalan yang lurus). Dan mereka mempunyai Telinga, tetapi tidak mereka gunakan untuk mendengar (yang Haq). Mereka laksana Binatang ternak. Bahkan lebih sesat. Merekalah orang-orang yang lalai (dari memahami ayat ayat Allah)". (Q.S. Al-A’raaf : 179)

Menurut penyelidikan terakhir, bahwa Bintang yang terdekat ke Bumi tidak dapat ditulis dengan angka-angka bila diukur dengan mil, sebab akan terlalu panjang. Oleh sebab itu diukur dengan kecepatan sinar.
Cahaya Matahari dapat menembus dan mencapai Bumi dalam waktu 8 detik. Jadi jarak antara Matahari dan Bumi yang jauhnya 92.900.000 mil ditempuh oleh cahaya Matahari hanya dalam waktu 8 detik. Berarti cahaya tersebut mempunyai kecepatan 186.000 mil dalam 1 detik.
Selanjutnya coba kita bayangkan bahwa Bintang yang terdekat dengan Bumi, adalah dengan jarak 4 tahun cahaya. Berarti 4 x 365 x 24 x 60 x 60 x 186.000 mil. Sedangkan Bintang yang terjauh adalah dengan jarak lebih dari 100 juta tahun cahaya.
Menurut penyelidikan terakhir, bahwa Alam angkasa raya adalah kira-kira 2000 juta tahun cahaya, yaitu 2.000.000.000 x 365 x 24 x 60 x 60 x 186.000 mil sehingga menjadi tidak dapat disebutkan lagi. Tetapi cukup untuk kita bayangkan, bagaimana hebat dan luasnya Alam yang diciptakan Allah SWT.

قُـل لَّـوْ كَانَ الْــبَـحْـرُ مِـدَادً الِّـكَــلِـمـتِ رَ بـِّيْ لِــنَــفِــدَ الْــبَـحْـــــــــرُ قَــبْــلَ اَنْ تَــنْــفَـدَ كَــلِــمـتُ رَ بـِّـيْ وَ لَــوْ جِــئْــنَا بِــمِــثْــلِــه مَــدَ دً ا

“Katakanlah (Hai Muhammad), “Sekiranya Lautan menjadi tinta untuk melukiskan kalimat-kalimat Allah (Nikmat-Nya. Ilmu-Nya. Rahasia-rahasia Alam yang diciptakan-Nya). Niscaya tinta itu akan habis sebelum selesai (ditulis) kalimat-kalimat Tuhan-ku. Sekalipun KAMI mendatangkan sebanyak itu lagi”. (Q.S. Al-Kahfi : 109)

Pengetahuan ini kita petik dari Buku “Samudra Al-Fatihah” Oleh “Bey Arifin”. Buku ini sangat baik jadi Buku bacaan Ilmu pengetahuan Alam yang dilandasi oleh Al-Qur-aan.
Kita ingat di atas Bey Arifin menyatakan di dalam Bukunya “Samudra Al-Fatihah”. Bahwa nama-nama Planet ada 9 buah :
1. Mercuri.
2. Venus.
3. Bumi.
4. Mars.
5. Jupiter.
6. Saturnus.
7. Uranus.
8. Neptunus.
9. Pluto.

Penulis ada menemukan sebuah Kitab kuno beraksara Arab, yang sudah lusuh dan usang, sehingga tak ada tulisan siapa pengarang atau penerbitnya. Di dalam kitab tersebut menyebutkan dalam bahasa Arab nama-nama Raja Ruhaniah ada 7, dan nama Bangsa Ruhaniah juga 7. Apakah ini kaitannya dengan nama-nama di atas ? Wallahu A’lam.
Mari kita perhatikan 7 Nama Raja Ruhaniah :

١. مَــنْــهُـبْ ٢. مُــرَّ ةَ ٣. اَ لأَ حْــمَــرُ ٤. بُــرْ قَـانْ

٥. شَــمْــهُـوْ رُ سْ ٦. اَ ْلأَ بــْــيَــضُ ٧. مَــيْــمُـوْ نِ

1. Manhub
2. Murroh
3. Al-Ahmar
4. Burqon
5. Syamhurus
6. Al-Abyadh
7. Maimun

Nama Bangsa Ruhaniah :

١. شَـمْـسُ ٢. قَــمَـرْ ٣ . مَـرِ يــْــخِ ٤.عُـطَـارَ دْ ٥.مُـسْــتَــرِ يْ

٦ . زَ هْـرَ ةْ ٧. زُ خَــلْ

1. Syamsu
2. Qomar
3. Marikh
4. Uthorod
5. Mustari
6. Zahroh
7. Zukhal

Coba perhatikan 14 nama-nama beraksara Arab tersebut. Penulis tidak memihak ke Barat atau Arab. Hanya saja, seakan-akan ada kecocokan nama-nama kedua bahasa (Aksara Latin dan Aksara Arab) tersebut kalau kita ulang kaji. Bangsa Arab lebih dahulu menemukan alat hitung yang diberi nama “Al-Jabar” kemudian menjadi Buku induk “Matematika”.
Namun kita sangat yakin, bahwa penemu Ilmu ini mungkin seorang yang diberi Allah Anugerah bisa berjalan secara Rohaniah ? Kita juga kurang faham. Untuk itu, kita pulangkan saja kepada Allah SWT.
Yang menyentuh adalah persamaan nama seperti Matahari, Bulan atau Marikh (Mars) dan Mustari (Mercuri) ada disana. Kita sama tahu bahwa Jazirah Arab banyak dijajah oleh orang Barat. Maka banyak Kitab-kitab dari Arab yang dibawa pulang ke Negeri asalnya. Kemudian disadur sedemikian rupa, nama dirobah dengan nama Yunani kuno. Lalu dikatakannya itu adalah hasil riset dan penelitian Orang Barat sono. Mari kita renungkan sejenak ………

Boleh teliti sejarah. Baghdad diserang oleh Bangsa Bar-bar. Pemimpinnya bernama “Hulaghu Khan”, menurut sejarah, saat itu darah seperti anak sungai mengalir di sana, jika orang berjalan mata kaki terendam oleh darah orang Arab yang dibunuh bangsa Bar-bar.
Kemudian Inggris dan Italy lewat Kerajaan Bizantium. Constantinopel dan Perancis serta yang lain-lain. Orang dibunuh. Ilmu pengetahuan dibawa Hijrah ke Barat. Sampai saat ini giliran Emiriky mencaplok Baghdad. Memang Kota Baghdad sangat suram sejarah demi sejarah yang dilewatinya setiap masa.
Belum lagi Cordova. Tanpa syarat Rajanya Bani Umayyah menyerahkan Istana Al-Hambra kepada Barat. Rajanya pulang Kampung tidak membawa apa-apa, semua Harta benda dan Ilmu pengetahun tinggal untuk Orang Eropa, pulang hanya naik kenderaan Perahu kecil yang tidak seharusnya dinaiki oleh Manusia. Bukankah ketika itu Andalusia sangat terkenal dengan orang-orang bijak yang banyak menulis Kitab-kitab dalam penyelidikan dan penelitian mereka ? Bukankah di sana terkenal seorang Filosof (Ahli Tasawwuf) yang bernama Ibnu Taymiyah ? mana Kitabnya ? habis diboyong ke Barat. Ibnu Sina terkenal dengan Ilmu Kedokterannya. Bukankah orang Barat yang kenyang menghafal Buku Beliau ?
Demikian pelajaran mengenai Alam semesta yang kita petik dari Kitab “Samudera Al-Fatihah” penulis sangat berterimakasih kepada “Bey Arifin” yang telah menerbitkan Kitab yang sangat tinggi mutunya, bagi yang memahami. Ini semua kita muat adalah untuk menambah ke-Imanan kita, agar betul-betul bisa meyakini bahwa Allah itu adalah Tuhan kita. Maha Besar Allah Jalla Wa’azza yang telah menciptakan Otak Manusia jenius. Maha Agung Allah yang telah menciptakan Alam semesta sedemikian luasnya.

Tafsir Ar-Rohmaan.

الـرحـمـن الـرحـيـــــم

"Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang"

“Ar-Rohmaan” maksudnya memberi Rahmat dengan tidak memandang buruknya seseorang yang diberi-Nya itu. Tetapi Rahmat yang diberi itu adalah Rahmat yang kecil, dalam waktu terbatas, yaitu selagi hidup di dunia ini, atau kurang dari itu.
Menururt pakarnya, sebagai contoh Udara yang kita hirup setiap waktu. Dalam keadaan normal Manusia bernafas 16 – 18 kali dalam semenit, dan jumlah darah merah 5 juta mm kubik. Apabila susunan udara tidak stabil, maka semua Makhluq hidup tidak akan bisa bertahan lebih dari 5 menit tanpa udara. Dari itu Rahmat Allah yang berupa udara adalah Rahmat yang sangat penting bagi makhluq.
Manusia dalam keadaan normal bernafas 16 – 18 kali permenit. Tiap sekali bernafas lebih kurang ½ liter udara yang dihirup. Jika pernafasannya panjang dan besar, mungkin bisa sampai 2 liter udara sekali hirup. Dan dalam paru-paru selalu ada sisa 1500 cc yang dinamai Residu. Coba kita hitung, berapa liter udara yang kita butuhkan dalam sehari ? kemudian dalam seminggu ? dalam sebulan ? dalam setahun ? Untung saja udara itu kita terima secara gratis dari Allah SWT.
Makhluq hidup, disamping udara kita masih membutuhkan cahaya (sinar). Kita butuh sinar matahari, bulan, lampu, api dan lain-lain. Walaupun ahli Ilmu pengetahuan telah cukup canggih, namun adakah mereka menyelidiki apakah yang menyebabkan benda-benda itu bersinar dan bercahaya ? siapakah yang menghadirkan cahaya pada Alam jagad raya ini ? Lihat Firman Allah :

اَ َلـلّـــهُ نُــوْ رُ الـسَّــمــو تِ وَ اْلأَرْضِ مَــثَــلَ نُــوْ رِ هِ كَــمِسْـكـو ةٍ فِــيْــهَـا مِـصْــبَـا حٌ اَ لـمِـصْــبَـاحٌ فِيْ زُجَـاجَــةٍ اَلــزُّ جَـاجَــــةُ كَـاَ نَّــــــــهَـا كَــوْ كَـبٌ دُ رِّ يٌّ يـُّـوْ قَــدُ مِنْ شَـجَــرَ ةٍ مُــبَـارَ كَــةٍ زَ يــْــتُــوْ نَــــــــــــــــةٍ لاَّ شَـرْ قِـــيَّــةٍ وَّ لاَ غَـرْ بِــيَّــةٍ يَّــكَـادُ زَ يــْــتُـــهَـا يـُـضِـيْ ءُ وَ لَــوْ لَـــــــــــمْ تَــمْـسَـسْــهُ نَـارٌ نُـوْ رٌ عَـلى نُـوْ رٍ يَــهْـدِى الـلّـــهُ لِــنُـوْ رِ ه مَنْ يَّـشَآ ءُ وَ يَـضْرِبُ الـلّـــهُ اْلاَ مْـــثَـالَ لِــنَّـاسِ وَ الـلّـــهُ بِـكُـلِّ شَيْ ءٍ عَــلِــيْـــمٌ

“Allah (memberi) Cahaya Langit dan Bumi. Perumpamaan cahaya-Nya (seperti) sebuah Sangkar pelita yang di dalamnya ada pelita. Pelita itu dalam kaca, dan kaca itu seperti bintang yang bercahaya berkilau-kilau yang dinyalakan dari minyak pohon yang diberi berkah, yaitu pohon Zaitun yang tumbuh tidak di sebelah Timur dan tidak pula di sebelah barat. Minyaknya saja hampir menerangi, sekalipun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlipat ganda). Allah menunjuki kepada (yang dikehendaki-Nya) untuk mendapatkan Cahaya-Nya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi Manusia. dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (Q.S. An-Nuur : 35)

Menurut pakarnya, bahwa cahaya adalah gelombang Energi Electromagnetik, yaitu gelombang-gelombang di dalam Eather yang disebabkan oleh Electromagnetik. Dan gelombang itu tidak sama panjangnya. Cahaya terdiri dari bermacam-macam sinar. Masing-masing sinar mem punyai gelombang (golflengte) dan warna yang tidak sama. Menurut penyelidikan hanya 13 % saja dari seluruh cahaya (Gelombang-gelombang Electromagnetik) yang dapat ditangkap oleh mata manusia.
Bila cahaya matahari melalaui sebuah kaca prisma, maka cahaya yang keluar dari prisma itu akan dihias dan terurai, maka terlihat beberapa warna. Paling atas sinar infra merah. Lalu merah, orange, hijau, biru, indago, ungu. Yang paling bawah sinar ultra ungu (Ultra Violet). Sinar ungu mempunyai gelombang pendek, sinar merah mempunyai gelombang panjang. Sinar Infra merah inilah yang menyebabkan panas, dan gelombang-gelombangnya mempunyai daya tembus yang kuat.
Cahaya Matahari mengandung 7 % sinar Ultra Violet. Bila kulit manusia disentuh oleh sinar itu, maka zat Ergosterol yang terdapat dalam kulit dirobah menjadi Vitamin D. 80 % dari sinar matahari terdiri dari sinar warna merah yang menimbulkan panas. Panas mempunyai fungsi yang sangat besar kegunaanya dalam hidup.
Selain itu, yang tak kalah pentingnya ialah Air. Benda cair yang unsurnya terdiri dari persenyawaan antara Hydrogeneum dan Oxigeneum dengan perbandingan 2 : 1 (satu molekul air terdiri dari 2 atom H dan 1 atom O, sehingga Air mempunyai rumus H 2 O.
Dan seluruh Makhluq hidup, pasti membutuhkan Air. Tak satupun Makhluq dapat hidup tanpa air. Firman Allah di dalam Al-Qur-aan :

اَوَ لَـمْ يـَـرَ الَّـذِ يْـنَ كَــفَـرُوْ آ اَنَّ الـسَّــمــو تِ وَ اْ لأَ رْضَ كَـا نَـــتَـا رَ تْــقًـا فَــفَــتَــقْــنــهُــمَا وَ جَــعَــلْـــنَـا مِنَ الْــمَآءِ كُلَّ شَـيْ ءٍ حَـيٍّ اَ فَـــــــلاَ يُــؤْ مِــنُـوْ نَ

“Apakah orang-orang Kafir itu tidak mengetahui. Bahwa Ruang angkasa dan Bumi adalah satu kesatuan ? kemudian KAMI pisahkan. Dan dari Air KAMI ciptakan sesuatu yang hidup. Mengapa mereka tidak juga ber-Iman ?”. (Q.S. Al-Anbiyaa’ : 30)

وَ تَـرَى اْ لأَرْضَ هَـامِـدَ ةً فَــإِ ذآ اَ نْــزَ لْـــنَـا عَــلَــيْــهَـا الْــمَـآءَ اهْـتَــزَّ تْ وَ رَ بَـتْ وَ اَ نْــبَــتَـتْ مِنْ كُـلِّ زَ وْ جٍ بـَـهِــيْــجٍ ذ لِـكَ بِـاَ نَّ الـلّـــــــــهَ هُـوَ الْـحَـقُّ وَ اَ نَّــه يُـحْـيِ الْـمَـوْ تـى وَ اَ نَّــه عَــلى كُـلِّ شَـيْ ءٍ قَــدِ يـْـرٌ

“Dan kamu lihat Bumi itu kering gersang. Kemudian apabila telah KAMI sirami dengan Air. Bumi itu menjadi hidup subur kembali menumbuhkan beraneka ragam tumbuh-tumbuhan nan indah menawan”.
“Demikianlah (Agungnya Kekuasaan Allah). Sesungguhnya DIA-lah yang Haq (disembah) dan DIA-lah yang menghidupkan yang mati dan DIA-lah yang Berkuasa (berbuat) segala-sesuatu”. (Q.S. Al-Hajj : 5, 6)



وَ ا تـكُـمْ مِّنْ كُـلِّ مَـاسَــاَ لْــتُــمُـوْ هُ وَ اِنْ تَــعُــدُّوْا نِـــعْــمَـةَ الـلّــــــــــــهِ لاَ تُـحْـصُـوْ هَـا اِنَّ اْلاِ نْـسَـانَ لَــظَــلُـوْ مٌ كَـــفَّـارٌ

“Dan diberikannya kepadamu semua (sumber kebutuhan) yang kamu mohonkan. Sekiranya kamu (coba menghitung) Karunia Allah. Sesungguhnya Manusia itu sangat Zalim dan ingkar (tidak mensyukuri Nikmat)”. (Q.S. Ibrahiim : 34)

Manusia setiap saat bergembira menikmati berbagai nikmat pemberian Allah. Mereka tidak ingat bersyukur, dan tidak pula ber-Ibadah menyembah Allah yang telah melimpahkan segenap Nikmat kepadanya.

وَ اِذْ تَــاَذَّنَ رَ بُّـكُـمْ لَــئِـنْ شَـكَـرْ تُـمْ َلاَ زِ يْــدَ نَّــكُـمْ وَ لَــئِـنْ كَــفَــرْ تُـمْ اِنَّ عَــذَا بِـيْ لَــشَـدِ يْــدٌ

"Dan (ingatlah !) Ketika Tuhan-mu memperingatkanmu. Jika kamu berterimakasih (Bersyukur). Niscaya AKU akan menambah Nikmat-KU kepadamu. Dan jika kalian Kufur (tidak bersyukur). Sesungguhnya ‘Azab-KU sangat berat sekali”. (Q.S. Ibrahiim : 7)

Lebih penting kesehatan Rohani dan keselamatan Jasmani. Orang sehat Jasmaninya, bagi orang yang berakal, ia lebih memilih Rahmat Akhirat dari Rahmat Dunia.

اِنَّ الـلّــهَ تَـعَالى خَـلَـقَ يــَو مَ خَـلَـقَ الـسَّـمـو تِ وَ اْلاَرْضَ مِــأَ ةً رَحْـمَـةٍ وَ كُـلُّ رَحْـمَــةٍ طَــبَـاقَ مَـابـَـيْـنَ الـسَّــمَاءِ وَ اْلاَرْضِ فَـجَــعَــلَ مِــنْــهَـا فِى اْلاَرْضِ رَحْــمَـةً فِــيْـــــــــــــهَـا تَــعْـطِـفُ الْـوَ الِـدَ ةُ عَـلى وَ لَـدِهَـا وَ الْـوَحْشُ وَ الـطَّــيْـرُ بَـعْضُـهَاعَـلى بَـعْـضٍ وَ اخَـرَ تِـسْــعًـا وَ تِـسْـعِـيْـنَ فَــإِذَا كَانَ يـَـوْ مَ الْــقِــيَـا مَــةِ اَ كْــمَــلَــهَـا بِـهـذِ هِ الـرَّحْــمَــةِ


“Sesungguhnya Allah Ta’ala pada hari DIA menciptakan Langit dan Bumi. Menciptakan pula 100 Rahmat. Masing-masingnya memenuhi Ruang antara Langit dan Bumi. Dianta 100 Rahmat tersebut, dijadikan Allah hanya 1 Rahmat untuk di Bumi. Dengan Rahmat yang 1 itulah berkasih sayang antara seorang Ibu dengan anaknya, antara Hewan-hewan liar dan Burung-burung terhadap Anak-anaknya. Dan 99 Rahmat lainnya. Ditahan dan bila sudah terjadi Qiyamat besar disempurnakan-Nya-lah Rahmat itu”.

اِنَّ مِنْ شَـرَّ الـــنَّـا سِ مَــنْــزَ لَـــــةً عِــنْـدَ الـلّـــــهِ يــَـوْ مَ الْــقِــيَـا مَـــةِ عَـــبْـدٌ اَذْ هَـبَ اخِــرَ تَــــهَ بِــدُ نْــــيَـا غَــيْــرِ هِ
“Sejelek-jelek kedudukan Manusia pada sisi Allah di hari Qiyamat. Ialah seseorang yang mengorbankan akhiratnya untuk (mencari) kesenangan Dunia”. (H.R. ibnu Hibban dan An-Nasa’iy)
طُـوْبـى لِــمَـنْ رَ ا نِـى وَ ا مَـنَ بِـى ثُـــمَّ طُــوْ بـى ثُـــمَّ طُــوْ بــى ثُــمَّ طُــوْ بـى لِــمَـنْ ا مَــنَ بِـى وَ لَــمْ يــَـرَ نِـى

“Beruntunglah orang yang telah melihat aku dan Ber iman dengan aku” “Dan beruntunglah. Dan beruntunglah. Dan beruntunglah Orang yang tidak melihat aku. tetapi ia Beriman dengan aku”. (H.R. Abu Daud)
اِنْ كُــلُّ نَــفْـسِ لَّـــمَّـا عَــلَـــيْــهَـاحَـافِــظٌ فَـــلْــيَــنْــظُـرِ اْلاِ نْــــسَـانُ مِــمَّ خُـلِـقَ خُـلِـقَ مِنْ مَّـآءٍ دَا فِـقٍ يَـخْـرُجُ مِنْ بَــيْـنِ الصُّـلْـبِ وَ الـتَّــرَ آ ئِـبِ
“Setiap Jiwa (diri itu) ada penjaganya. Maka hendaklah Manusia memperhatikan dari apakah ia diciptakan Ia di ciptakan dari Air yang terpancar. yang keluar dari Tulang sulbi laki-laki dan tulang dada Wanita”.(Q.S. At-Thoriq : 4 s/d 7)
Sadarlah wahai Manusia !
Engkau diciptakan dari Air, sifat air adalah lemah-lembut. Bukan keras dan kasar. Harta dan Anak itu adalah kesenangan sementara. Kesenangan Dunia ini sedikiiiit sekali. Akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang Taqwa !
Tafsir مَـا لِـكِ يـَــوْ مِ الـدِّ يْـنَ
Tujuan utama dan paling pokok diutus Allah para Nabi dan para Rasul, dan diturunkan-Nya pula berba gai Kitab suci dari Allah.SWT ialah untuk menerangkan kepada Umat-Nya siapa Tuhan yang sebenarnya, itulah “Allah yang Maha Kuasa dan memiliki hari pembalasan”.

Setelah mati di Dunia. Manusia akan mengalami kehidupan yang lebih kekal dan abadi di Akhirat nanati. Serta menerima pembalasan dari segala perbuatannya dimasa hidup. Perbuatan jahat akan di balas dengan ‘Azab Neraka. Perbuatan baik akan dibalas dengan Surga. Untuk itulah kita diajarkan agar ber-Iman kepada Allah dan Rasul-Nya. beriman kepada Kitab-kitab-Nya. beriman kepada Qodho dan Qodar. Dan Nabi Akhir jaman adalah Nabi Muhammad.Saw. tak ada Nabi sesudahnya. Wajib dihayati.
مَنْ كَانَ يـُـؤْ مِنُ بِـالـلّــــــــــهِ وَ الْــيَـوْ مِ اْلاخِـرِ فَــلْــيُـحْـسِـنُ اِلـى جَـارِ هِ وَمَنْ كَانَ يـُـؤْ مِنَ بِـالـلّـــهِ وَالْــيَــوْمِ اْلاخَـرِ فَـلْـيُـكْرِمْ ضَـيْــفَــهٌ وَ مَنْ كَانَ يـُـؤْ مِنُ بِـالـلّـــــــــــــــــهِ وَ الْـــيَــوْ مِ اْلاخِـرِ فَـــلْــيَــقُـــلْ خَــيْــرً ا اَ وْ لٍِــيَـسْـكُـتْ
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir. Hendaklah berlaku baik terhadap tetangganya. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir. hendaklah memuliakan tamunya. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir. hendaklah ia berkata yang baik atau diam”. (H.R.Bukhari & Muslim)

قَـدْخَـسَـرَ الَّـذِ يْـنَ كَــذَّ بـُـوْا بِــلِــقـآءِ الـلّــــهِ حَــتى اِذَ اجَـآءَ تْـــهُــمُ الـسَّـاعَـةُ بـَــغْــتَـــةً قَـالُـوْا يـحَـسْـرَ تَـــنَـا عَـلى مَــافَــرّ طْــنَـا فِــيْـــهَـا وَ هُمْ يَحْـمِـلُـوْنَ اَوْزَارَ هُمْ عَـلى ظُـهُـوْرِ هِمْ اَ لاَسَـآءَ مَـا يَــزِرُوْنَ
Sesungguhnya rugilah orang-orang yang menyangkal akan menemui Allah. hingga apabila Qiyamat menimpa mereka (secara) tiba-tiba, mereka berkata ”Sesungguhnya kami menyesal atas kelalaian kami di Dunia. (Tidak mau beriman dan ber’amal). Mereka memikul (mempertanggung jawabkan) Dosa-dosanya dipundaknya. Alangkah jelek segala Dosa-dosa yang mereka pikul”. (QS – Al-An’aam : 31)
وَ مَـاالْـحَــيـو ةُ الـدُّ نْــيَـآ اِ لاَّ لَــعِـبٌ وَ لَــهْــوٌ ط وَ لَـلـدَّ ارُاْلاخِرَ ةُ خَــيْـرٌ لِّــلَّـذِ يْـنَ يــَـتَّــقُـوْ نَ ط اَ فَـــلاَ تَــعْــقِــلُـوْ نَ
“Dan kehidupan Dunia ini. hanya permainan dan senda gurau yang melalaikan. Dan sesungguhnya kehidupan di Akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang Taqwa. Apakah tidak kamu fikirkan ?! (QS – Al-An’aam : 32)
Sekalipun dikatakan demikian. Bukan berarti hidup di Dunia ini tidak penting. Tetapi arahkan hidup kita untuk mencari bekal kembali ke Akhirat kelak. Karena ‘Amal-‘amal seseorang itu akan menentukan buruk baiknya di kehidupan mendatang.


0 comments: