Rukun Sholat itu Terbagi Tiga Bagian :
Rukun Qolbi
Rukun Qouli
Rukun Fi‘li
Rukun Qolbi
Rukun Qouli
Rukun Fi‘li
1. Qolbi. Takluknya kepada sifat ‘Ilmu, yaitu :
a. Niat.
b. Tertib.
Ketiganya itu semuanya takluk kepada sifat ‘Ilmu, karena letaknya di dalam batin. Niat dan Tertib ini, keduanya terbit dari “Hati” dan lahirnya yang wajib dalam Niat Sholat itu ada tiga bagian pula :
Ketiganya itu semuanya takluk kepada sifat ‘Ilmu, karena letaknya di dalam batin. Niat dan Tertib ini, keduanya terbit dari “Hati” dan lahirnya yang wajib dalam Niat Sholat itu ada tiga bagian pula :
قَـــصَـــدْ Sengaja memperbuat sesuatu
Maka tidak akan menjadi Sah Sholat, bagi orang yang tidak ada unsur kesengajaannya untuk Sholat. Umpamanya ia rasa itu hanya untuk main-main, lalu ia berbuat acak-acakan saja.
تَــعَــرَ ضْ Menyatakan Sifat Sholat Fardhu atau Sunat
Ini mesti diperbuat. Karena ia akan menunjukkan perbedaannya apakah Sholatnya itu Fardhu atau Sunat dan menyatakan Sholat Ber-Imam atau Sholat sendiri-sendiri.
تـعْـيـنْ Menegaskan Sholat apa
Umpamanya ia Sholat Subuh, Zuhur, ‘Ashar, Maghrib, ‘Isa, atau Sholat Idul Fitri, Sholat Idul Adhha, Tarawih, Tahajjut, Witir, Dhuha dll.
Tiga unsur inilah yang wajib dinyatakan dalam Niat. Dan di samping itu masih ada lagi unsur-unsur lain yang sunat dikemukakan dalam Sholat, yaitu :
1. Menyatakan raka’atnya 2, 3 atau 4. Supaya tentu kedudukannya.
2. Menyatakan Menghadap Qiblat. Ini agar meyakinkan bahwa kita benar-benar Sholat. Menghadap Qiblat yang telah ditetapkan Allah SWT.
3. Menyatakan Tunai atau Qodhoan. Ini untuk menjelaskan. Apakah Sholat itu adalah Sholat pada waktunya atau Sholat untuk membayar yang kelupaan. (Diluar waktunya).
4. Menyatakan semata-mata hanya karena Allah. Ini menunjukkan keikhlasan orang yang melaksanakannya. Dengan demikian, jelaslah apa yang sering diperdebatkan oleh mereka-mereka yang kurang memahami Metoda demikian ini. Sehingga Umat Islam saling tuding menyalahkan antara satu dengan yang lainnya.
Jika dijumlah yang wajib dengan yang Sunat dalam Ber-Niat itu ada Tujuh.
Perhatikan kembali Pelajaran yang di atas.
Dan sekiranya dituliskan Niat tersebut dalam Bahasa Arab maka berbunyi :
أُ صَــلِّى فَـرْضَ الـظُّــهْـرِأَ رْ بَــعَ رَ كَــعَاتٍ مُسْــتَــقْـبِــلَ الْــقِــبْــلَـةِ أَدَ آ ءً لــِلَّــهِ تَــعَالَى
“Sengaja aku Sholat Fardhu Zuhur empat Raka’at Menghadap Qiblat tunai karena Allah Ta’ala”
Kalimat inilah yang mengorbit dari dalam Hati selaku Niat yang kita laksanakan sewaktu kita mau mendirikan Sholat wajib. Dan bacaan yang diucapkan di bibir tersebut adalah untuk mendorong kerja Hati belaka, agar mantap dan teguh melaksanakan Niatnya.
Namun ada sebagian orang yang tidak mau dengan cara begini, silahkan saja bagaimana Metoda yang ia ketahui. Yang penting ia mau mendirikan Sholat.
2. Rukun Qouli. Perkataan Lidah. Takluknya kepada sifat Sama’ (Mendengar).
a. Takbirotul Ihram.
b. Membaca Al-Fatihah.
c. Tahyat Akhir.
d. Shalawat atas Nabi Saw.
e. Salam.
Kelimanya ini terbit dari pekerjaan "Lisan".
3. Rukun Fi’li. Gerakan Anggota Tubuh. Takluknya kepada sifat Bashar (Melihat).
a. Berdiri betul.
b. Rukuk.
c. I’tidal.
d. Sujud.
e. Duduk antara dua Sujud.
f. Duduk Tahyat Akhir.
Keenamnya ini terbit dari pekerjaan anggota "Tubuh".
Demikianlah jalannya Metoda Maqronah ‘Urufiyah tersebut. Lantas, apabila terhimpun dan hadir yang tiga tersebut terlebih dahulu, Lalu disertakan ia tatkala menyebut "Allahu Akbar". Dengan Qoshod – Ta'arodh - Ta’yin.
Maka sangat jelas bagi kita, bahwa manakala disebut "Allahu Akbar", maka ketiga Rukun tersebut bekerja sama sekaligus atau serentak yaitu :
"Kerja "Lidah". Kerja "Gerakan Tubuh". Kerja "Hati". Umpama kita pergi ke pasar atau "Super Market" untuk berbelanja. Maka tidaklah mungkin harus berulang-ulang, pergi balik hanya untuk membeli sebuah bahan saja, seperti membeli gula, kemudian pulang mengantarkan gula tersebut ke rumah. Kemudian pergi lagi untuk membeli beras. Dan pulang mengantarnya. Kemudian pergi lagi ke Super Market untuk membeli ikan. Lalu pulang mengantarkannya dan seterusnya.. Lalu jika begini, kapan habisnya kita berbelanja ? Bisa-bisa satu hari pulang balik hanya untuk mengerjakan belanja bahan pangan saja.
Agar jangan ruwet, maka ambillah keranjang atau plastik, kemudian semua barang perbelanjaan itu dimasukkan ke dalam keranjang menjadi satu. Maka sekali angkat semua sudah terangkat. Dan akan beres semua. Demikianlah perumpamaan kerja Niat tersebut. Ia bisa sekaligus dengan kerja anggota tubuh dan kerja lidah. Tanpa susah payah berulang-ulang mengangkat Takbiratul Ihram.
Seandaiya Metoda di atas kurang memuaskan, maka dipersilahkan untuk meluaskannya kepada Metoda yang lebih rinci. Sesuai dengan pola fikir masing-masing, yang penting bisa meluruskan ke arah tujuan yang sebenarnya.
Keterangan :
Rukun Fi’li itu, harus dilaksanakan dengan Thuma’ninah yakni Berhenti sejenak sekedar ucapan "Shubhanallah". Thuma’ninah tersebut, harus dilaksanakan berdasarkan dan berpegang kepada Sabda Rasulullah Saw :
عَنْ أَبِـى هُرَ يـْرَ ةَ رَضِيَ الـلّـــهُ عَــنْـهُ أَنَّ الـنَّـبِـيَّ صَــلَّى الـلّـــهُ عَـلَـيْـهِ وَسَــلَّـمَّ ، قَالَ : إِذَ اقُـمْتَ إِلَى الصَّــلاَ ةَ فَــأَسْــبِــخِ الْــوُضُـوْ ءَ ، ثُــمَّ اسْـتَــقْـبِـلِ الْـقِـبْـلَـةَ فَـكَــبِّـرْ، ثُـمَّ أَ قْـرَ أَمَا تَــيَـسَّـرَ مَـعَـكَ مِنَ الْـقُـرْآنِ
ثُــمَّ ارْ كَــعْ حَــتَّى تَــطْــمَــئِــنَّ رَ اكِـــعًـا، ثُــمَّ ارْ فَـعْ حَـتَّى تَـــعْــتَــدِلَ قَـائِــمًا، ثُــمَّ اسْـجُـدْحَــتَّى تَــطْــمَــئِــنَّ سَاجِـدًا، ثُــمَّ ارْفَــعْ حَــتَّى تَــطْــمَــئِـنَّ جَـالـِـسًا، ثُــمَّ اسْـجُـدْ حَــتَّى تَــطْــمَــئِـنَّ سَـاجِـــــــــــدً ا، ثُــمَّ افْــعَــلْ ذلـِكَ فِى صَــلاَ تِــكَ كُـــلِّـــهَـا
"Dari Abu Hurairah Ra. Bahwasanya Nabi Saw. Bersabda : "Jika engkau melaksanakan Sholat. Maka sempurnakanlah Wudhu'nya. Lantas menghadap ke Qiblat. Kemudian Takbir. Kemudian Bacalah ayat-ayat Al-Qur-aan yang mudah menurut pendapatmu. Kemudian Rukuklah "sehingga Thuma’ninah Rukuknya”. Kemudian bangun I’tidal sehingga benar-benar tegaknya. Kemudian Sujudlah. Sehingga Thuma’ ninah Sujudnya”. Kemudian bangkit dan Duduk. Sehingga Thuma’ninah". kemudian Sujudlah. Sehingga Thuma’ninah Sujudnya yang kedua”. Kemudian laksanakanlah yang demikian itu di dalam Sholatmu" . (Tujuh Ahli Hadits. Redaksi Al-Bukhari dan Muslim)
Demikian sekelumit keterangan tentang anjuran untuk Thuma’ninah tersebut. Bukan hanya sekedar numpang lewat. Dan letaknya Berhenti sejenak itu adalah pada Anggota Tubuh orang yang Sholat. Bukan di Lidah atau di Hati. Untuk itulah dianjurkan kepada semua Muslimin. Agar jika Sholat jangan mudah terbawa arus orang yang dungu. Kemudian mereka Sholat dengan terburu-buru, seakan-akan ada yang dikejarnya. Lantas perbuatan yang demikian itu kita ikuti, sebab cepat selesainya. Berfikirlah Wahai Insan !...................
Pengetahuan demikian ini kita lampirkan di dalam pelajaran ini adalah sebagai bahan ingat-ingatan. Dan tambahilah dengan belajar kepada para Ustadz-ustadz dan para Alim Ulama yang ‘Arif dalam hal ini. Karena tidaklah cukup memadai apa yang sudah diterangkan di atas.
Renungan sejenak.
Namun tidak secara rinci. Di dalam Kitab "Sabilal Muhtadiin" karangan Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari. Terbitan Pulau Pinang. Menyatakan :
"Bahwa Rukun Sholat itu 19 Perkara".
Dan di dalam Kitab "Risalah Muqoronah, ’Urufi yah, Tauhidiyah dan Kamaliyah. Karangan Syekh Isma’il ’Abdullah Al-Minangkabawi Al-Kholidi. Beliau adalah orang yang pertama membawa Thariqat Naqsabandiyah ke Indonesia. Beliau menerangkan :
Bahwa "Rukun Sholat itu - 17 perkara".
Kita kutip keterangan Beliau dalam masalah ini : "Tidak Sah Takbir dan Sholat seseorang jika ia berucap dengan lidahnya "Allahu Akbar". Namun Hatinya tiada khabar, yaitu Fana atau hilang ingatan. Dan lupa segala-galanya. Maka sekali-kali tidak Sah Takbir dan Sholatnya !"
Wahai semua orang yang ber’amal ! Janganlah kamu dengar dan jangan di ikuti Pengajaran "Ahli Tasawwuf" yang jahil (bodoh). Yang mengatakan “siapa yang merinci ajaran "Qoshod" "Ta’arodh" "Ta’yun" itu adalah keji dan orang rendah serta Martabatnya masih kurang sempurna. Kata orang Jahil itu selanjutnya Martabat yang tinggi ialah begini! "Apabila ia mengucapkan “Allahu Akbar" "Maka Hatinya kosong". "Wujudnya Fana". "Karena karam di dalam memandang Wujud Allah". "Tidak ada yang Maujud selain Maujudnya Allah".
Jika demikian itu, perbuatan orang yang Sholat, menurut pandangan Syekh Ismail MinangKabawi Al-Kholidi, "Tidak Sah Sholatnya".
Selanjutnya jika ada golongan yang mengatakan Muqoronah Niat itu ialah begini, "Apabila Lidah mengucapkan Allahu Akbar", Hati mengingat sebenar-benar diri yaitu Ruh kita yang berdampingan dengan Allah SWT.
Menurut Syekh Ismail MinangKabawi Al-Kholidi, "Ini juga tidak Sah !"
Dan setengah dari mereka yang jahil mengatakan bahwa Muqoronah Niat itu pada orang yang sampai. Ialah manakala ia mengucapkan kalimat Allahu Akbar, maka Hatinya memandang sebenar-benar Tubuh Muhammad di dalam dirinya yaitu Ruh.
Menurut pandangan ’ilmu Syekh Ismail Al-MinangKabawi Al-Kholidi, Takbir dan Sholat seseorang yang berbuat demikian "Tidak Sah !". Kemudian ada segolongan dari mereka yang Jahil mengatakan "Bahwa Muqoronah Niat yang benar itu demikian, “Apabila Lidah mengucapkan Allahu Akbar, maka Hatinya menilik jalan Allah serta dirupakannya seperti cahaya sesuatu seperti emas yang berkilau-kemilau dan berbinar-binar cemerlang.
Menurut pandangan ‘ilmu Syekh Ismail Al-MinangKabawi Al-Kholidi, Takbir dan Sholat orang yang demikian ini modelnya "Tidak Sah !".
Dan ada pula yang mengatakan "Bahwa Muqoronah Niat itu begini "Apabila Lidah menyebut “Allahu Akbar, maka Hatinya mengingat Allah Yang Maha Besar atau Allah Yang Maha menjadikan". Menurut pandangan ’ilmu Syekh Ismail Al-MinangKabawi Al-Kholidi, Takbir dan Sholat yang demikian "Tidak Sah !".
Ada lagi perkataan orang jahil yang dimurkai Allah SWT. mereka berkata, "Apabila Lidah mengucapkan “Allahu Akbar, maka Hatinya memandang kepada Nur Muhammad adalah asal dari seluruh Makhluq. Dan kejadiannya di atas ‘Arsy. Dan Allah SWT pun di dalam itulah di-Musyahadahkan". Menurut pandangan ‘ilmu Syekh Ismail Al-MinangKabawi Al-Kholidi, yang demikian itu jelas-jelas Tidak Sah!. Karena mereka menyembah Allah bukan menurut Sunnah Rasulullah Saw. Bahkan terkesan tidak menentu. Dan nyata-nyata kufur kepada Allah SWT. Maka wajiblah mereka Taubat dengan segera !!!
Kemudian pada jaman yang canggih sekarang ini, banyak orang yang apabila lidahnya mengucapkan "Allahu Akbar". Maka Hatinya melayang-layang ke pasar dan ke plaza gedung pencakar langit. Sambil menghitung uang laba yang bertumpuk di hadapannya, atau sambil menghitung-hitung utang, karena sudah mulai bangkrut usahanya. Dan kadang-kadang teringat anak dan istri yang selalu bentrok setiap mata terbuka. Interfalnya hanya di waktu tidur.
Wahai Insan.....!!! Tuan Syekh Ismail Al-Minang Kabawi Al-Kholidi, beliau telah wafat ratusan tahun yang silam. Masih beruntung kita dapatkan secuil Tulisan Tangan Beliau yang masih tertinggal. Dan Beliau menunjukkan kepada kita. Bahwa pada jaman dahulu pun sudah banyak urusan-urusan, yang menyalahgunakan fikiran dan lintasan Hati. Dan telah banyak berkembang ajaran-ajaran yang menyimpang. Yang menjadi perhatian khusus bagi Beliau serta orang-orang ‘Arif Billah pada jamannya, seperti uraian Beliau di atas. Pada jaman sekarang ini, kita hanya tinggal memetik buahnya saja, itupun masih saja lintang pukang.
Renungkanlah diri ini mau dibawa kemana ?
Menurut Beliau. Muqoronah Niat yang benar adalah sebagaimana yang menjadi pegangan Mazhab Asy-Syafi’iyah. Yang mencantumkan "Qoshod-Ta’arodh"-Ta’yun”. Dan inilah Muqoronah Niat yang dipilih oleh Hujjatul Alam Islami Imam Al-Ghozali. Beliau menyatakan, memadailah bagi orang yang awam. Menerima Muqoronah Niat ’Urufiyah yang terhimpun makna yang Tiga itu. "Dari mulai - Alif - Allah hingga Roo - Akbar".
Berkata Imam Haromain, adapun Muqoronah Niat Kamaliyah itu, jauh Tasyau’urnya. Dan Imam As-Subki berkata, adapun Muqoronah Niat ’Urufiyah yang dipilih oleh Imam Haromain dan Imam Al-Ghozali. Itulah yang benar !
Qoshod - Ta’arodh - Ta’yun. Inilah Muqoronah Niat "Kamaliyah" yaitu dikekalkan makna yang tiga itu dari mulai "Alif - Allah hingga Roo - Akbar". Maka Muqoronah ini sudah dijatuhkan oleh Imam Haromain pada "Tiada Kuasa Manusia" Dan Niat Kamaliyah itu terbagi dua :
a. Bastiyah.
Qoshod - Ta’arodh - Ta’yun. Inilah Muqoronah Niat "Kamaliyah" yaitu dikekalkan makna yang tiga itu dari mulai "Alif - Allah hingga Roo - Akbar". Maka Muqoronah ini sudah dijatuhkan oleh Imam Haromain pada "Tiada Kuasa Manusia" Dan Niat Kamaliyah itu terbagi dua :
a. Bastiyah.
b. Tafsiliyah.
Dan masih ada yang dinamakan Muqoronah Tau zi’iyah. Yang tiga itu disuku-sukukan ketika mengucapkan "Allahu-Akbar". Untuk ini, dipersilahkan bertanya kepada para Guru dan Ustadz atau para Ulama yang ‘Arif tentang hal ini.
Diatas telah diterangkan ada yang memakai Metoda :
1. Memakai Metoda Rukun Sholat itu : 19
2. Memakai Metoda Rukun Sholat itu : 17
3. Hanafi. Metoda Rukun Sholat itu : 15
4. Maliki. Metoda Rukun Sholat itu : 15
5. Hanbali. Metoda Rukun Sholat itu : 14
6. Asy-Syafi’iy. Metoda Rukun Sholat itu : 13
Dan masih ada yang dinamakan Muqoronah Tau zi’iyah. Yang tiga itu disuku-sukukan ketika mengucapkan "Allahu-Akbar". Untuk ini, dipersilahkan bertanya kepada para Guru dan Ustadz atau para Ulama yang ‘Arif tentang hal ini.
Diatas telah diterangkan ada yang memakai Metoda :
1. Memakai Metoda Rukun Sholat itu : 19
2. Memakai Metoda Rukun Sholat itu : 17
3. Hanafi. Metoda Rukun Sholat itu : 15
4. Maliki. Metoda Rukun Sholat itu : 15
5. Hanbali. Metoda Rukun Sholat itu : 14
6. Asy-Syafi’iy. Metoda Rukun Sholat itu : 13
Demikian dikutip dari Kitab Terjemah Fiqih Empat Madzhab. Jilid II. Bagian Ibadat Sholat I. Halaman 59 s/d 109. Alih Bahasa : Prof. H. Chatibul Ummam & Abu Hurairah. Penerbit : Darul Ulum Press. Cetakan pertama 1994.
3 comments:
Siapakah sebenarnya Syeikh Ismail Al-Minangkabawi? mohon keterangannya..
Alhamdulillah,,,
untunglah hal ni pernh dterangkan secara lgsg oleh guru
Post a Comment