05 December 2007

3. Al-Quran Diturunkan

Sewaktu Al-Qur-aan diturunkan pada kira-kira empat belas abad yang silam. Di Dunia telah banyak terdapat berbagai Agama dan masing-masingnya telah mempunyai Kitab sendiri-sendiri yang dianggap suci oleh penganutnya.

Disekitar jazirah Arab terdapat orang-orang yang percaya kepada kitab Perjanjian Lama dan perjanjian Baru. Banyak pula orang-orang Arab yang memeluk Agama Kristen. Orang Mekah yang condong kepada ajaran Kristen di Jazirah Arab, termasuklah Paman Khodijah istri Rasulaullh Saw. yang bernama Waraqah bin Naufal. Ia faham bahasa Ibrani dan ia menterjemahkan Kitab Injil yang semula berbahasa Ibrani kedalam bahasa Arab.

Penduduk Madinah banyak pula yang sudah memeluk Agama Yahudi, seperti Ka’ab bin Asroof. Seorang kepala kafilah dan ia menjadi musuh Islam yang utama dan nomor wahid pada waktu mendatang. Orang-orang Persia juga telah mempunyai kepercayaan seorang Nabi dan sebuah Kitab suci menurut mereka. Sekalipun kitab Zend Avesta telah mengalami perobahan oleh tangan-tangan jahil. Namun masih dianggap suci oleh beratus-ratus ribu penganutnya.

Negeri Tiongkok. Juga sudah menganut suatu Agama yang bernama Kong Hu Cu. Dengan berbagai Kitab, yang dianggap suci oleh mereka. Kendatipun demikian pengaruh ajaran Budha semakin berkembang dan meluas di Negeri tersebut. Demikian pula dengan Agama Shinto di Jepang. Mereka juga sudah mempunyai Kitab suci bagi mereka.

Negeri India. Kitab Weda dipandang suci oleh penganut Agama Hindu yang banyak jumlahnya, dan telah beredar selama beribu tahun. Walaupun disana beredar juga Kitab suci yang bernama Shri Kresna dan Ajaran Budha.

Disamping Kitab Allah yaitu “Zabur”.“Taurat”.“Injil”. Kiranya sebelum Al-Qur-aan diturunkan, telah banyak sekali tersebar Kitab suci beserta ajaran-ajarannya. Maka jika rasio manusia yang kita perhatikan, apalagi bagi mereka-mereka yang sudah mempunyai Kitab suci, maka mereka-mereka akan berkata : “Untuk apa lagi diturunkan kitab suci ?”.
Namun Allah berkehendak lain dan DIA Maha Mengetahui segala yang tersembunyi. DIA Maha Kuasa untuk menurunkan Kitab suci yang tetap dipelihara di “Lauhil Mahfuz”. Dan tidak sama dengan kitab-kitab yang telah ada. Karena disinyalir mungkin kitab tersebut, telah banyak dirobah oleh tangan manusia. Sehingga terseleweng kebenarannya, bahkan akan membawa manusia condong kepada pemujaan berhala.

Allah menurunkan Al-Qur-aan adalah untuk penyempurna Kitab-kitab yang telah diturunkan Allah. kepada Nabi-nabi yang terdahulu, yaitu “Taurat”“Zabur”.“Injil”. Itulah Kitab-kitab samawi. Dan isinya adalah untuk meng-ESA-kan Allah Jalla Wa’azza. Serta melaksanakan Perintah-Nya. Dan menjauhi segala larangan-Nya.

Masa itu, Mekah yang dihuni oleh kaum Quraisy, dalam keadaan Ayah menanam hidup hidup anak Wanitanya. Negeri kacau balau, hukum tidak berlaku, siapa kuat dia jadi Raja, siapa lemah akan jadi budak. Disanalah Al-Qur-aan diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad. S.a.w. Dan Al-Qur-aan adalah Kalamullah.

اِقْـرَ أ ْوَرَ بُّـكَ اْلأَكْـرَ مُ، عَـــلَّـمَ اْلاِ نْـسَـانَ مَـالَـمْ يـَـعْـلَــمْ ، عَــلَّـمَ اْلإِ نْـسَانَ مَالَـمْ يــَـعْــلَـمْ

"Bacalah ! Dengan (Nama) Tuhan-mu Yang Maha Pemurah. ”Yang telah mengajar (manusia) dengan kalam”. “DIA yang mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. (Q.S. Al-‘Alaq : 3-4-5)

لَـقَـدْخَـلَـقْـنَا اْلاِ نْسَانَ فِـيْ اَحْسَـنِ تَــقْـوِ يْـمٍ.ثُـمَّ رَدَدْ نـهُ اَسْفَـلَ سَافِـلِـيْـنَ

“Sesungguhnya telah KAMI ciptakan manusia dalam bentuk yang paling baik”. “Kemudian KAMI kembalikan ia ketempat yang paling rendah”
(Q.S.At-Tiin : 4 - 5)

Manusia harus berhati-hati dengan keindahannya itu, ia bisa jatuh tersungkur menjadi Makhluq yang paling hina, karena rusaknya budi pekertinya. Sebab apabila budi pekerti sudah rusak, maka ia bisa lebih buas dari Singa. Lebih ga lak dari Serigala. Lebih rakus dari Hewan berkaki empat. Lebih banyak kerusakan yang ditimbulkannya, dibandingkan dengan makhluq lain. Manusia dengan senjata mutakhirnya bisa menghancurkan seluruh manusia, dan membinasakan Dunia. Yang masih tetap indah lahir dan batin, indah dalam tindak-tanduknya, indah ‘amal perbuatannya, ialah orang-orang yang beriman dan selalu ber’amal Shaleh.

إِنَّــمَـا بــُـعِــثْـتُ ِلأُ تَــمِّـمَ مَـكَـارِمَ اْلأَخْــلَـقِ

“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia”. (H.R. Al-Bazzaar)

Wahai saudaraku sekalian ! Nabi Muhammad. S.a.w. adalah seorang yang akhlaqnya sangat mulia, sehingga dipuji oleh Kawan dan Lawan. Dan Beliaulah yang menerima Al-Qur-aan, serta beliau melaksanakan seluruh ajaran Al-Qur-aan yang membimbing manusia agar berperilaku baik. Dan berpandangan lurus dan jujur.

مَنْ تَــوَا ضَعَ ِلأَخِـيْـهِ الْـمُسْلِمِ رَفَـعَـهُ الـلّــــهُ، وَمَنْ أَرْتَــفَـعَ عَلَــيْـهِ وَضَـعَــهُ الـلّـــــهُ

“Barangsiapa rendah Hati terhadap saudaranya semuslim. Maka Allah akan mengangkat derajatnya, dan barang siapa mengangkat diri terhadap mereka. Maka Allah akan merendahkannya”. (H.R. At-Thabrany)

أَلـحَــيَاءُمِنَ اْلإِ يـْمَـانِ،وَاْلإِ يْـمَانُ فِى الْـجَــنَّــةِ،وَ الْـبُـذَاءُ مِنَ الْجَــفَـاءُ، وَ الْـجَـفَـاءُ فِى الــنَّـارِ

“Sifat malu adalah sebagian dari Iman. Dan keimanan itu (tempatnya adalah) di surga. Sementara perkataan buruk adalah suatu kebengisan tabi’at. Dan kebengisan tabi’at (tempatnya adalah) di Neraka ! (H.R.Bukhory & Tarmidzy)

Selagi umur masih melekat di Badan.
Selagi ingatan masih terang dan jelas.
Selagi Hati belum keras seperti Batu.
Ajaklah diri menuntut ‘ilmu Dunia dan Akhirat.

Al-Quran membentuk pandangan manusia dalam segala bidang


Contoh sopan santun ajaran Al-Qur-aan :

1. Al-Qur-aan : Mengajarkan manusia agar lebih condong untuk mengejar Akhirat. Namun tidak mengajarkan supaya manusia melalaikan hal-hal Dunia. Sebagaimana Do’a Rasulullah.S.a.w :

رَ بَّــنَا اتِــنَا فِى الدُّ نْــيَاحَسَـنَـةً وَ فِى اْلاخِـرَ ةِ حَـسَــنَـةً وَ قِــنَا عَـذَابَ الـــنَّارِ

“Ya Allah, berilah kami kebahagiaan di Dunia dan kebahagiaan di Akhirat. Dan peliharakanlah kami dari ‘azab api Neraka”. (Q.S. Al-Baqarah : 201)

Dan kita perhatikan surah :


وَ ا بْــتَــغِ فِــيْـمَـآ اتـكَ الـلّــــهُ الـدَّارَ اْلأخِـرَ ةَ وَ لاَ تَـــنْــسَ نَــصِـيْــبَـكَ مِـنَ الـدُّ نْــيَـا وَ اَحْـسِـنْ كَــمَآ اَحْـسَـنَ الـلّــــــــهُ اِلَــيْـكَ وَ لاَ تَـــبْــتَــغِ الْــفَـسَـادَ فِى ا ْلاَ رْضِ اِ نَّ ا لـلّــــــهَ لاَ يــُحِـبُّ الْــمُــفْــسِـدِ يْـنَ

"Dan carilah (Ikhtiar untuk) Kehidupan Akhirat dengan sarana yang Allah Anugerahkan kepadamu (Rahmat Hidayah Ni’mat). Namun janganlah kamu melupakan ke bahagiaanmu di Dunia ini. Dan berbuat baiklah (kepada orang lain), sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu. Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di Bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan itu”. (Q.S. Al-Qoshshosh : 77)

Dengan demikian, sudah datang wajibnya bagi kita agar merenungkan dan mencari, menela-ah dan menambah serta mendalami ‘ilmu dibidang Al-Qur-aan itu. Sebab semakin lama Dunia ini berkembang, semakin hilang ‘ilmu-‘ilmu yang berkaitan dengan Al-Qur-aan. Bahkan seakan-akan sudah punah dilindas oleh jaman yang semakin canggih. Yang demikian ini kita lihat langsung dari Mata kepala, walaupun katanya 90 % Muslim di Tanah air kita ini, namun lebih banyak mereka yang tidak faham membaca Al-Qur-aan. Apa lagi mau menela-ahnya ? Dari sinilah awal kemunduran orang-orang Muslim yang katanya beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Kalimat diatas bisa jadi renungan bagi Muslim dan Mukmin.


اِنَّـآ اَ نْـزَ لْــنَاهُ قُـرْآ نًـاعَـرَ بِــيًا لَــعَـلَّـكُـمْ تَــعْـقِـلُـوْ نَ

“Sesungguhnya KAMI turunkan (Kitab itu) berupa Al-Qur-aan yang berbahasa Arab, supaya kamu (mempelajari) dan memahaminya”. (Q.S. Yusuf : 2)

اَ فَـلاَ يَــتَـدَ بَّـرْوْنَ الْــقُـرْآنَ اَ مْ عَـلى قُــلُــوْبٍ اَ قْــفَالَـــهَـا

“Mengapa mereka tidak mau untuk memahami isi Al - Qur-aan ? Apakah Hati mereka sudah terkunci ?”. (Q.S. Muhammad : 24)


وَ لَــقَـدْضَـرَّ بـْــنَالِـلـــنَّاسِ فِيْ هـذاالْـقُـرْآنِ مِنْ كُـلِّ مَــثَــلٍ لَّــعَـلَّــهُـمْ يَـتَـذَكَّــرُوْنَ قُـرْ ا نًـاعَـرَ بِــيًا غَـيْـرَ ذِيْ عِـوَ جٍ لَّــعَـلَّــهُمْ يَـتَّــقُـوْنَ

“Sesungguhnya telah KAMI berikan dalam Al-Qur-aan ini segala macam perumpamaan, agar mereka mengambil pela jaran.“Al-Qur-aan dalam bahasa Arab, yang tidak ada kejanggalan didalamnya. Ia teratur rapi, (tak ada pertentangan antara satu ayat dengan yang lain”. (Q.S.Az-Zumar: 27-28)

2. Al-Qur-aan : Mengajar manusia supaya tetap suci. Tetapi tidak dengan dikebiri, atau menjadi rahib, menyendiri bertapa kedalam hutan.


فَـاِنْ تُــبْـتُـمْ فَــهُـوَخَـيْـرٌ لَّــكُـمْ، وَ اِنْ تَــوَ لَّــيْـتُـمْ فَاعْـلَـمُـوْآ اَ نَّـكُـمْ غَـيْـرُ مُعْجِـزِ ى الـلّـــهِ وَ بـَـشِّـرِالَّذِيْـنَ كَــفَـرُوْابِـعَـذاب اَلِـيْــــمٍ

…“Jika kamu bertaubat, maka itulah yang lebih baik ba gimu. Dan jika kamu membangkang, (Sesungguhnya) kamu tidak kuasa melemahkan Allah. Dan beritakanlah kepada orang-orang yang tidak beriman, bahwa mereka akan mendapat ‘azab yang sangat berat”. (At-Taubah : 3)

3. Al-Qur-aan : Mengajarkan Manusia agar mengenal sejarah, supaya bisa mengambil i’tibar (contoh) dari sejarah tersebut. Namun, bukan untuk memutar balikkan sejarah, sehingga bisa menguntungkan pribadi maupun golongannya.


اَوَ لَـمْ يـَسِـيْــرُوْافِى اْلاَرْضِ فَـيَـنْـظُـرُوْاكَــيْـفَ كَانَ عَاقِـبَـةُ الَّـذِيْـنَ مِنْ قَــبْـلِـهِمْ كَانُـوْآ اَشَـدَّ مِنْــهُـمْ قُـوَّ ةً وَ اَ ثَـارُوْااْلاَرْضَ وَعَمَـرُوْهَآ اَكْــثَـرَ مِـمَّـاعَـمَـرُوْهَـاوَجَآءَ تْــهُـمْ رَسُــلُـــهُمْ بِـالْــبَــيِّــنَاتِ فَـمَا كَانَ الـلّــهُ لِـيَـظْـلِـمَـهُمْ وَ لـكِـنْ كَانُـوْآ اَ نــفُسَــهُـمْ يَـظْـلِمُوْنَ. ثُـمَّ كَانَ عَاقِـبَـةَ الَّذِ يْنَ اَسَآؤُاالْسُـوْاى اِنْ كَـذَا بـُوْابِـايتِ الـلّــهِ وَكَـا نُـوْا بِـهَا يـَسْـتَــهْـزِءُوْنَ

“Apakah mereka tidak mengembara di muka Bumi ? Lalu memperhatikan bagaimana akibat orang-orang (yang durhaka) sebelum mereka ? Orang-orang (dahulu) itu lebih kuat dari mereka (sekarang ini). Mereka sanggup me ngolah Bumi dan membangunnya, melebihi pembangunan yang mereka lakukan (sekarang). Dan kepada mereka datang para Rasul-rasul dengan keterangan yang jelas. (tetapi mereka tidak mau tahu). Allah tidak menganiaya mereka. Tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri”.
“Kemudian akibat dari orang-orang yang melakukan kejahatan itu, adalah kehancuran. Karena mereka mendustakan ayat-ayat Allah. Justru mereka malah mempermainkan (ayat-ayat tersebut)”. (Q.S. Ar-Rum : 9 - 10)

4. Al-Qur-aan : Mengajarkan manusia wajib berbakti kepada Tuhan. Melalui “Iman” “Islam”. “Ihsan”. Bukan memuja berhala atau mengkultur manusia.

5. Al-Qur-aan : Mengajarkan manusia wajib rendah hati. Tetapi tidak melupakan harga diri, sehingga mau menjadi penjilat dan Budak Nafsu serta Budak Jabatan.

6. Al-Qur-aan : Mengajarkan dapat menggunakan Haq-haqnya. Namun tidak boleh menginjak-injak Haq-haq orang lain.

7. Al-Qur-aan : Mengajarkan Manusia diwajibkan untuk Menda’wahkan Agamanya. Namun, tidak boleh memaksakan kehendak. Agar orang lain masuk kedalam Agamanya, dengan cara membujuk dan merayu dengan iming-iming bantuan yang menggiurkan Hati Sehingga mereka tertarik masuk ke-Agama baru tersebut.

Perhatikan Kalimat Al-Qur-aan menyitir hal tersebut :


لآ اِكْـرَا هَ فِى الدِّ يْـنَ قَـدْ تَّــبَــيَّـنَ الـرُّشْدُمِنَ الْـغَيّ، فَـمَنْ يَّـكْـفُـرْ بِـالـطَّاغُوْتِ وَ يُـؤْ مِنْ بِـالـلّـــــــــــهِ فَـقَـدِاسْـتَـمْـسَـكَ بِـالْـعُـرْوَ ةِ الْـوُ ثْـقى،لاَ اَ نــفِِـصَا مَ لَـــهَاطوَ ا لـلّـــهُ سَمِـيْــعٌ عَـلِـيْـــمٌ

“Tidak ada paksaan untuk memasuki Agama. Sesungguhnya sudah nyata yang mana petunjuk dan yang mana kesesatan. Maka barangsiapa mengingkari Thoghut (selain Allah). Dan ia beriman kepada Allah. Maka sesungguhnya ia telah berpegang pada buhul tali yang kuat sekali, dan tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (Q.S. Al-Baqarah : 256)

Masih banyak ayat-ayat yang menunjukkan ketinggian mutu Al-Qur-aan. Dan Al-Qur-aan sangat jujur dan berani didalam Berda’wah. Untuk menyampaikan kebenaran.
Al-Qur-aan dengan jelas membeberkan segala yang salah !
Dan Al-Qur-aan itu benar-benar Kalamullah. Sesuai dengan redaksi surah :


آ لـم ذلِكَ الْـكِــتَـابُ لاَ رَ يْبَ فِـيْـهِ هُـدًى لِلْـمُـتَّــقِـيْـنَ

"Kitab Al-Qur-aanul Kariim tidak di sangsikan (kebenarannya). Ia menjadi petunjuk bagi orang Taqwa". (Q.S.Al-Baqarah:1-2)

Sifat orang yang “Taqwa” itu disinyalir cukup banyak macamnya, antara lain :

1. Iman kepada Allah SWT.
2. Iman kepada Kitab Al-Quraan. Dan kitab sebelumnya 'Zabur', 'Taurat', 'Injil'.
3. Iman kepada Rasul-rasul Allah.
4. Iman kepada Qodho dan Qodar adalah dari Allah SWT.
5. Iman kepada hari Akhir (Qiyamat).
6. Iman kepada yang Gaib.
7. Mendirikan Sholat.
8. Memberi Zakat dan memberi Infaq pada jalan Allah.

Dan Al-Qur-aan diturunkan Allah kepada Manusia untuk menuntun mereka kearah kehidupan dan penghidupan yang makmur di Dunia. Serta bahagia di Akhirat.


… قَالَ يَـاقَـوْمِ اعْـبُـدُواا لـلّــــهَ مَـالَـكُـمْ مِّنْ الِــهِ غَـيْـرُ هُ هُـوَ اَ نْـشَـاَكُـمْ مِّنَ اْلاَرْضِ وَاسْـتَـعْـمَـرَكـمْ فِـيْــهَا فَاسْـتَــغْـفِـرُوْ هُ ثُــمَّ تُـوْ بـُوآ اِِلَــيْــهِ اِنَّ رَ بِّـيْ قَـرِ يْبٌ مُّجِـيْبٌ

"… Hai kaumku ! Sembahlah Allah. Tiada Tuhan-mu selain dari DIA. DIA telah menciptakan kamu dari Tanah Dan DIA menjadikan agar kamu memakmurkan muka Bumi itu. Maka mohon ampunlah dan Taubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhan-ku sangat dekat dan memperkenankan do’a (hamba-Nya yang mendo’a kepada-Nya)”. (S.Huud:61)

يَّــهْدِيْ بـِهِ الـلّــهِ مَنِ اتَّــبَـعَ رِضْوَا نَــه سُـبُـلَ السَّـلمِ وَيــُخْـرِجُــهُمْ مِنَ الـظُّــلُـمَـاتِ اِلـىَ الـنُّــوْرِ بِـاِذْ نِــه وَ يـَـهْـدِيْـهِمْ اِلـى صِرَ اطٍ مُّسْـتَــقِــيْـمٍ

“Dengan Kitab itu Allah menunjuki orang yang mengharapkan keridhoan Allah kepada jalan kesejahteraan. Dan dikeluarkannya-Nya dari gelap gulita ke-Cahaya yang Terang Benderang dengan izin-Nya. Dan Allah menunjuki mereka kepada jalan yang lurus” (Q.S. Al-Maidah : 16)

Demikian nyata redaksi ayat diatas. Hanya saja, mungkin banyak orang yang keliru dalam mengambil maknanya. Karena mereka mengira sudah pasti Allah akan menunjuki manusia, apa lagi ia adalah seorang Muslim. Dalam hal ini kita sering berbeda pandang dalam memberi makna pada ayat Al-Qur-aan. Sekedar pandangan penyusun mungkin : “Orang yang benar-benar mengharapkan Ridho Allah”. Itulah yang akan mendapat petunjuk, dan begitu petunjuk Allah sampai kepadanya, maka sudah jelas secara otomatis ia akan keluar dari kegelapan.

Kendatipun kita katakan demikian. Lebih banyak manusia salah kaprah dalam menela-ah ayat demi ayat Kalamullah tersebut. Sebab kebanyakan dari mereka benar-benar hanya menunggu dan menunggu dengan bibir memble tanpa ikhtiar sedikitpun.
Kita kutip kata Mutiara Imam Al-Ghozaly :

“Inilah Manusia keblinger yang tiada tara”.

Menurut kebiasaan manusia, setelah mereka membaca atau mendengar kata mutiara tersebut. Maka akan tumbuh menggebu-gebu keinginannya untuk belajar, lalu dengan secepat kilat mereka ingin menguasai segala isi Al-Qur-aan. Padahal tidak demikian jika menurut perintah Allah SWT.
Mari kita perhatikan bunyi ayat dibawah ini :


اِ قْـرَأْ بِـاسْمِرَ بـِّكَ الَّـذِيْ خَـلَـقَ خَـلَـقَ اْلاِ نْسَانَ مِنْ عَـلَـقٍ اِقْـرَ أْوَرَ بُّـكَ اْلاَ كْـرَ مُ

“Bacalah (Ya Muhammad) dengan menyebut Nama Tuhan-mu yang menciptakan”. “DIA telah menciptakan manusia dari segumpal darah”.“Bacalah ! Bahwa Tuhan-mu yang Maha Pemurah”. (Q.S. Al-‘Alaq : 1 - 2 - 3)


لاَ تُـحَـرِّكْ بِـه لـِسَانَـكَ لـِتَـعْجَـلَ بِـه.اِنَّ عَـلَـيْـنَاجَـمْـعَـه وَ قُـرْآ نـه فَـاِذاقَـرَأْ نَــه فَاتَّــبِـعُ قُـرْآ نَــه.ثُـمَّ اِنَّ عَـلَـيْــنَابــَــيَا نَـــهُ

“Janganlah engkau (Muhammad) menggerakkan Lidah mu membaca Al-Qur-aan, karena hendak cepat-cepat (ingin memahaminya)”. “Sesungguhnya KAMI-lah yang mengumpulkan (dalam Dadamu). Dan (menetapkan) baca annya (pada Lidahmu)”. (Q.S. Al-Qiyamah : 16 s/d 19)

Ayat dan Hadits diatas, membimbing kita agar dalam semua pekerjaan jangan terburu-buru. Sabar dan Tawakal lah kepada Allah SWT. Karena sifat yang tergesa-gesa adalah pekerjaan setan. Hindarilah penyesalan yang tidak akan habis-habisnya dan tidak berujung.

0 comments: