07 December 2007

4. Kemuliaan Al-Quran

Kemuliaan Al-Qur-aan itu, jika dibandingkan dengan segenap ucapan dan perkataan semua Makhluq. Sama dengan kemuliaan Zat yang bersifat Rahman dan Rohim. Seandainya boleh dibandingkan dengan semua Makhluq ciptaan-Nya. (Kitab Jami’ush-Shoghir Juz II Hal : 20)

Oleh karena itu, mendengar bacaan Al-Qur-aan adalah lebih mulia dan lebih utama daripada membaca Koran atau membaca Buku-buku serta mendengar perkataan manusia yang banyak cakap. Perhatikan ayat :


يَـآاَ يـُّـهَاالــنَّاسُ قَـدْجَآءَ تْـكُمْ مَـوْعِظَـةً مِّنْ رَّ بـِّكُـمْ شِـــفآءٌ لِّــمَا فِى الصُّدُوْرِوَهُدً ى وَّرَحْـمَـةٌ لِّـلْـمُؤْ مِـنِـيْـنَ

“Hai manusia ! Sesungguhnya telah datang kepadamu (Al-Qur-aan yang menjadi) Pelajaran dari Tuhan-mu. Penyembuh bagi (sifat-sifat jahat) yang berada didalam Dada. Dan petunjuk serta Rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (Q.S.Yunus : 57)


وَ نَّجْمِ اِذَاهَوى مَـاضَلَّ صَاحِبُكُـمْ وَمَاغَـوى وَمَا يَــنْطِـقُ عَنِ الْـحَـوى اِنْ هُوَ اِلاَّوَحْـيٌ يـُّوْحى عَـلَّمَـه شَدِيْـدُالْـقُو ى ذُوْمِرَّ ةِ فَاسْـتَــو ى

“Demi Bintang, bila terbenam”“Temanmu (Muhammad) tidaklah sesat dan tidak pula keliru”. “Dan yang diucapkannya itu, tidaklah menurut Hawa Nafsunya”. “Ucapannya itu (adalah Al-Qur-aan) yang di Wahyukan (kepada nya)”. “Diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang kuat (ingatannya)” (Jibril) cerdas sekali Maka ia menampakkan dirinya”. (QS – An-Najm : 1 s/d 6)

قُـلْ مَنْ كَانَ عَـدُوًّالـِجِـبْـرِ يْـلَ فَـاِنَّــه نَـزَّ لَــه عَـلى قَــلْـبِـكَ بِــاِذْنِ الـلّــــــــــــهِ مُصَـدِّقً لِّــمَا بَــيْـنَ يَـدَ يـْـهِ وَ هُـدًى وَّ بــُشْرى لـِلْـمُـؤْ مِـنِـيْـنَ

“Katakanlah ! Barangsiapa yang menjadi musuh Jibril. Padahal sesungguhnya Jibril itu, yang telah menurunkan Al-Qur-aanul Kariim kedalam Hatimu. (Hai Muhammad) dengan seizin Allah. Dan (Al-Qur-aanul Kariim) itu membenarkan Kitab-kitab yang turun sebelumnya. Dan ia menjadi Petunjuk dan Khabar gembira bagi orang-orang yang beriman”. (Q.S. Al-Baqarah : 97)

مَنْ كَانَ عَـدُوًّالّــِلّـــهِ وَ مَـلـئِــكَــتِـه وَ رُسُـلـِه وَجِـبْـرِ يْــلَ وَ مِـيْـكــلَ فَـاِنَّ الـلّـــهَ عَـدُوٌّ لِّـلْـكـفِـرِيْـنَ وَ لَــقَـدْ اَ نْـزَ لْــنَآاِلَــيْـكَ ايـتٍ بَــيِّــنَـاتٍ وَّ مَـا يَـكْــفُـرْ بِــهَـآ اِلاَّالْـفـسِـقُــوْنَ

“Siapa yang menjadi musuh Allah. Malaikat-Nya. Rasul rasul-Nya. Jibril dan Mikaail. Maka sesungguhnya Allah-lah musuh-musuh orang-orang yang ingkar”. “Sesungguhnya telah KAMI turunkan kepadamu ayat-ayat yang terang. Dan yang menyangkalnya. Hanyalah orang-orang yang Fasiq”. (Q.S. Al-Baqarah : 98 - 99)

Alangkah tinggi dan mulianya Kitab Al-Qur-aan tersebut. Sangat jelas dari keterangan ayat diatas. Bahwa Allah SWT memerintahkan Jibril untuk menyampaikan langsung kepada Rasulullah Saw dan Rasulullah Saw menerimanya dengan baik dan bukan dengan Hawa Nafsunya. Dan cara turunnyapun bertahap, agar mudah dihafal dan diterima oleh rasio manusia umat Nabi Muhammad Saw.

وَ اِ نَّــه لَــتَــذْكِــرَ ةٌ لِّـلْـمُــتَّــقِــيْــنَ

“Sesungguhnya (Al-Qur-aan) itu adalah benar-benar suatu peringatan (pelajaran) bagi orang-orang yang Taqwa”. (Q.S. Al-Haaqqoh : 48)


اِ نَّـا نَـحْـنُ نَــزَّ لْــنَا عَـلَــيْـكَ الْــقُـرْآنَ تَــنْـزِ يْــلاً

“Sesungguhnya KAMI menurunkan Al-Qur-aan kepada mu (Hai Muhammad) dengan berangsur-angsur. (Al-Insaan: 23)


وَ قُـرْا نًـافَـرَ قْـنـهُ لِـتَــقْـرَاه عَـلَى الـنَّا سِ عَـلَى مُكْثٍ وَ َنـزَّ لْـنَاهُ تَــنْـزِ يْــلاً

“Dan Al-Qur-aan itu KAMI turunkan berangsur-angsur (tidak sekaligus), maka kamu bacakan kepada manusia secara perlahan-lahan pula. Dan KAMI menurunkannya bagian demi bagian”. (Q.S. Al-Israa’ : 106)


وَمَاكَانَ لـِـبَـشَـرٍاَنْ يُّـكَــلِّـمَـهُ الـلّـــــهُ اِلاّ َوَحِــيًااَوْمِنْ وَرَآئِ حِجَابٍ اَوْ يُــرْ سِـلَ رَسُـوْ لاً فَـيُـوْحِيَ بِـاِذْ نِــه مَايــَـشَآ ءُ اِ نَّــه عَــلِـيٌّ حَـكِــيْـمٌ * وَكَـذَلِـكَ اَوْحَــيْــنَـآاِلَــيْــكَ رُوْحًا مِّـنْ اَمْـرِنَـاطمَـاكُــنْتَ تَـدْريْ مَاالْكِـتابُ وَلاَ الاِ يـْمَانُ وَ لـكِـنَّ جَــعَـلْـنـهُ نــوْرًا نَــهْـدِيْ بِــه مَنْ يَّـشَآءُ مِنْ عِـبَادِ نَـاط وَ اِنَّـكَ لَــتَــهْـدِيْ اِلَى صِرَاطٍ مُّـسْــتَــقِــيْــمٍ

"Dan tidak ada seorang jua pun yang dapat berbicara langsung dengan Allah. Kecuali melalui Wahyu atau dari belakang hijab. Atau diutus-Nya seorang utusan (Malaikat). Dan di Wahyukan-Nya dengan izin-Nya apa yang di kehendaki-Nya. Sesungguhnya DIA Maha Tinggi dan Ma ha Bijaksana".
"Demikianlah KAMI Wahyukan kepada engkau Al-Qur-aan dengan Perintah KAMI. Sebelumnya engkau tidak mengetahui apakah sebenarnya Al-Qur-aan itu ? Dan apa pulakah Iman itu ? Tetapi KAMI jadikan Al-Qur-aan itu laksana Cahaya dan KAMI tunjuki dengan cahaya itu, siapa yang KAMI kehendaki dari hamba-hamba KAMI. Dan sesungguhnya engkau memberi petunjuk kepada ja lan yang lurus". (Q.S. Asy-Syuura : 51 - 52)

Sebagaimana kita ketahui bahwa Al-Qur-aan adalah Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammd Saw tidak sama dengan kalam Manusia, atau kalam Jin, maupun kalam Malaikat. Maka sebelum memahami apa itu “Kalam” tidak baik terburu-buru menyampaikannya kepada orang lain, sebab Haqikat Kalam itu sendiri harus kita fahami terlebih dahulu. Kalam manusia terbagi dua Kalam :

1. Kalam Nafsi (tersirat) :
Yang dimaksud dengan “Kalam Nafsi” yaitu konsep-konsep pembicaraan yang masih berada dalam Fikiran atau dalam Hati seseorang. Kalam Nafsi bisa berupa kata-kata atau kalimat dan Lintasan di dalam Fikiran atau Lintasan didalam Hati yang belum diucapkan dengan Lidah atau Bibir sipembicara. Misalnya kita baca Istighfar didalam Hati, tanpa ikut Lidah dan Bibir bergerak. Kendati pun demikin, seluruh Tubuh kita dapat mengetahui dan dapat merasakan Istighfar tersebut dengan jelas.

2. Kalam Lafzhi (tersurat) atau isyarat :
Yang dimaksud dengan “Kalam Lafzhil” yaitu, kata-kata atau kalimat yang di ucapkan oleh Lidah sipembica ra yang merupakan hasil konsep-konsep dalam Fikiran atau Hati. Jadi kalam “lafzhil atau isyarat” itu, yaitu adalah bergeraknya Lidah si pembicara mengucapkan sesuatu, baik menimbulkan bunyi maupun tidak.
Misalnya : Membaca Istighfar tanpa ikut Hati membacanya. Rasakanlah perbedaan kedua Kalam tersebut dengan sejelas-jelasnya. Kemudian coba pula memadukan kedua Kalam tersebut. Inilah yang terbaik menurut para pakarnya.

Al-Qur-aan dalam bentuk Kalam Nafsi ada dalam Zat-Nya, yang tidak memerlukan tempat seperti “Mushaf. Qolbu. Lidah dan Telinga”. Hanya Allah SWT yang tahu dimana letaknya Kalam tersebut. Dan Kalam Allah ini kemudian dituliskan di “Lauhil Mahfuz”. Setelah itu di turunkan ke Langit Dunia pada malam Lailatul Barokah / Lailatul Qodar pada Bulan Ramadhan.


شَـهْـرُرَمَضَانَ الَّـذِى اُ نْــزِلَ فِـيْـهِ الْـقُـرْآنُ هُـدًى لِّـلــنَّاسِ وَ بَــيِّــنَاتٍ مِّنَ الْــهُـدًى وَ الْـفُـرْ قَـانَ

"Bulan Ramadhan. Bulan yang didalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur-aan. Dan menjadi petunjuk bagi Manusia. Dan memberi penjelasan tantang petunjuk-petunjuk itu. Serta menjadi pemisah (antara yang Haq dengan yang Batil)". (Q.S. Al-Baqarah : 185)

Dari langit Dunia Malaikat Jibril menurunkannya kepada Nabi Muhammad Saw, secara berangsur-angsur, selama lebih kurang Dua puluh dua Tahun. Dua Bulan. Dua puluh dua hari. Dan ditulis oleh beberapa juru tulis yang ditetapkan Rasulullah Saw. Penulisan Wahyu ini tetap dibawah bimbingan Rasulullah Saw.
Kalam Allah yang dibacakan Rasulullah Saw selanjutnya ditulis oleh para Sahabat, inilah yang disebut Kalam Lafzhi (tersurat). Kemuliaan Al-Qur-aan tersebut bisa dipastikan. Karena Al-Qur-aan adalah produksi Allah ‘Azza Wajalla. Dengan demikian tidak diragukan lagi ketinggian dan kemuliaannya. Sehingga siapa saja yang ragu tentang Al-Qur-aan. Ia akan ditantang Allah. Dengan Firman-Nya :


وَ اِنْ كُــنْـتُـمْ فِيْ رَ يـْبٍ مِّـمَّا نَــزَّ لْــنَـاعَـلىَ عَــبْـدِنَـافَـأْ تُــوْا بِـسُـوْرَ ةٍ مِّنْ مِّــثْــلِـه وَادْعُـوْ شُـهَـدَآءَ كُـمْ مِّنْ دُوْنِ الـلّـــــهِ اِنْ كُــنْــتُــمْ صـدِ قِــيْــنَ

"Dan jika kamu masih ragu-ragu tentang kebenaran Al-Qur-aan, yang KAMI turunkan kepada hamba KAMI (Muhammad Saw). Maka cobalah kamu buat satu surat saja yang sama dengan Al-Qur-aan itu. Dan ajaklah penolong-penolong (pemuka-pemuka dan orang-orang pintar) dari kamu. (untuk membantu) Selain dari Allah. Jika memang kamu orang-orang yang benar" (Al-Baqarah : 23)

اَ مْ يـَـقُـوْ لُـوْنَ افْــتَــرـهُ ط قُـلْ فَــأْ تُــوْ بِــعَــشْـرِسُـوَ رٍمِّــثْــلِـــــــــــه مُـفْــتَـرِ يتٍ وَادْعُـوْا مَنِ ا سْــتَـطَــعْــتُــمْ مِّنْ دُوْنِ الـلّـــــــهِ اِنْ كُــنْــتُــمْ صـدِ قِــيْـنَ

"Bahkan mereka (orang-orang yang ingkar) mengatakan : "Bahwa (Muhammad) telah membuat-buat Al-Qur-aan itu". Katakalah ! "Cobalah kamu buat Sepuluh surat saja yang seumpama Al-Qur-aan itu, dari ciptaanmu. Silahkan panggil (kumpulkanlah) orang-orang yang sanggup meng adakannya. Selain dari Allah. Jika kamu sungguh orang yang benar. (Q.S. Huud : 13)

قُـلْ لَّــئِنِ اجْـتَـمَـعْتِ اْلاِ نْسُ وَ الْجِنُّ عَلى اَنْ يَّـأْ تُـوْا بِـمِثْـلِ هذَا الْـقُرْآنِ لاَ يـَأْ تُـوْنَ بِـمِثـلِـه وَ لَـوْكَانَ بـَعْضُـهُمْ لِـبَـعْـضٍ ظَـهِـيْـرً ا

"Katakanlah ! "Sesungguhnya jika Manusia dan Jin berkumpul untuk menyusun seperti Kitab Al-Qur-aan ini. Pasti mereka tidak akan bisa membuat yang serupa (Al-Qur-aan). Sekalipun mereka bergotong royong (untuk membuatnya)". (Q.S. Al-Israa : 88)


فَـاِنْ لَـمْ تَــفْـعَـلُوْاوَ لَـنْ تَـفْـعَلُـوْافَـاتَّــقُوْاالـنَّارَالَّـتِى وَ قُـوْدُهَاالـنَّاسُ وَ الْـحِجَـارَ ةُ اُعِـدَّ تْ لِـلْـكــفِـرِيْـنَ

"Jika kamu tidak sanggup membuat, (semacam Al- Qur-aan). Dan pasti kamu tidak akan mampu. Maka peliharalah dirimu dari api Neraka yang bahan ba karnya adalah Manusia dan Batu, yang disediakan bagi orang-orang yang ingkar" (QS. Al-Baqarah : 24)

Demikianlah tantangan Allah SWT terhadap orang-orang yang ingkar atas undangan Allah lewat Al-Qur-aan. Kita perhatikan sudah Empat Belas Abad lebih dua puluh tiga tahun. Belum satu orangpun yang mampu membuat semirip Al-Qur-aan itu.
Lalu dari sudut manakah mereka-mereka memandang kebenaran itu ? Bahkan belakangan ini, kita dengar dari mulut mereka-mereka yang anti Islam berkata Bahwa :
“Islam itulah Bani Israail”. Yang harus diperangi. Mudah sekali orang-orang Kafir itu memutar balikkan fakta yang sesungguhnya. Sungguh heran memang …
Maka terjadilah…disudut manapun yang banyak orang Islamnya. Mereka katakan disitu ada Teroris Dunia.
Dan bersama dengan antek-anteknya mereka kambing hitamkan “Al-Qaida” serta Osama bin Laden. Maka jika tidak diserang dengan senjata mutakhir. Maka Negaranya sudah pasti di rongrong dari dalam, lewat Kurs Dolar, Pound Sterling dan Euro. Yang demikian ini bukan Bicara fitnah. Tetapi Anda saksikan sendiri. Di-Awali dari hancurnya Bosnia dan Kosofo. Kemudian Afghanistan dan Iraq. Pada saat Palestina dihujani serangan oleh Pasukan Israel Yahudi yang dikutuk Allah SWT. Kaum Muslim seluruh Dunia hanya diam saja. Bahkan justru orang Muslim yang tak punya pendirian malah turut membantu masuknya Agresi Orang-orang Kafir Amerika – Inggris, Australia, Perancis. Kedalam daerah Muslim Afghanistan dan Iraq. Maka terulang kembali dalam sejarah bagaimana orang-orang Kafir menundukkan Kerajaan Islam Kordova di Spanyol Dan mengambil alih Istana Al-Hambra tanpa syarat.
Persis seperti Istana Kepresidenan Afghanistan dan Istana Kepresidenan Saddam Husein. Orang-orang Muslim hanya bisa bingung dan termagu-mangu saja. Melihat Saudaranya berguguran ke Bumi bersimbah Darah. Kota Islam dihancur leburkan. Harta dan Kitab-kitab ‘ilmu pengetahuan yang ditulis oleh orang Islam dibakar dan dihancurkan oleh Orang-orang Kafir. Mayoritas Muslim seluruh Dunia hanya bisa ber-Argumentasi di Kota ini. Dan Musyawarah di Kota itu. Apakah begini didikan Rasulullah. S.a.w. kepada umatnya ?!
Orang-orang Kafir memasuki Masjid-Masjid dengan sepatunya dan menginjak-injak Kitab suci Al-Qur-aan dan Hadits Rasulullah S.a.w. Seluruh Kitab mereka bakar. Tetapi .......... Kenyatannya Kitab-kitab tersebut mereka bawa pulang ke Negerinya, lalu mereka robah. Kemudian mereka katakan itu adalah Kitab Karya mereka. Dan pada suatu saat nanti, akan mereka sodorkan kepada Anak-anak Muslim yang menuntut ‘ilmu ke Negeri mereka. Dengan cara begitu mereka Cuci Otak Orang-orang Muslim agar menurut kepada seluruh kemauan mereka. lalu lahirlah Muslim Sekuler. Inilah teori senjata makan tuan.
Berfikirlah wahai Pemuda-Pemudi Islam !!!.

0 comments: