11 December 2007

5. Mu'jizat dan Keunikan Kitab Al-Quran

Jika kita berkata “Mu’jizat Al-Qur-aan”. Makna ini berarti bahwa Mu’jizat (bukti kebenaran) tersebut adalah Mu’jizat yang terdapat didalam Al-Qur-aan. Bukan bukti kebenaran yang datang dari luar Al-Qur-aan.
Yang tidak mempercayainya selaku Firman Allah dari sejak masa Nabi Muhammad Saw. Namun mereka mengakui keistimewaan Al-Qur-aan tersebut. Tetapi mereka yang tidak tahu persis isi kandungan Al-Qur-aan. Mereka akan merasa enggan mengakui bahwa itu adalah Firman Allah. Lalu mereka mencari-cari kalimat apa yang harus mereka katakan tentang Al-Qur-aan maka lahirlah dari mulut mereka bahwa itu adalah Kitab “Sya’ir” ? “Kitab Sihir” ? “Kitab Hiwalah” ? dan lain-lain sebagainya.
Yang kita herankan. Walaupun mereka tidak bisa mengakui bahwa itu adalah Wahyu Allah. Namun mereka sangat mengagumi keistimewaannya. Baik di Barat, maupun di Timur. Baik mereka yang hidup pada masa Nabi Muhammad Saw. maupun yang hidup pada jaman sekarang. Cukup sudah pengetahuan orang terpelajar, bahwa kehadiran Al-Qur-aan ditengah-tengah Masyarakat Arab pada Empat belas Abad yang lalu, telah menimbulkan pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan umat Manusia.

Keagungan Al-Qur-aan dan kemampuannya, bukan hanya diketahui atau dapat dirasakan oleh mereka yang mempercayai dan mengharapkan Petunjuk-petunjuknya. Tetapi juga oleh semua orang-orang yang mengenal secara dekat Al-Qur-aan itu. Karena tiada suatu bacaan sejak manusia mengenal tulis baca. Yang jika dibaca, maka orang yang membacanya akan merasa nyaman. Dan jika dipelajari. Maka Fikiran akan menjadi tentram. Siapa yang memegang Al-Qur-aan akan merasa bahwa tiada yang paling indah dan paling sempurna. Terkecuali Kitab Suci "Al-Qur-an".
Tiada satu bacaan yang mendapat perhatian yang sedemikian serius melebihi dari Kitab “Al-Qur-aan” Perhatian Manusia tidak hanya kepada Sejarahnya secara umum saja. Tetapi sejarah Ayat demi ayat. Baik dari masa, musim dan kurun waktu, sampai kepada sebab-sebab turunnya atau berapa kali turunnya ayat Al-Qur-aan. Selama Dua puluh dua tahun. Dua puluh dua Bulan. Dua puluh dua hari.
Tiada bacaan yang dipelajari seperti Al-Qur-aan, dari mulai redaksinya, sehingga penempatan kata demi kata, serta pemilihan kata yang menampilkan terjemahan yang sangat tinggi mutunya. Walau pada bahasa makhluq apapun ia diterjemahkan. Dan arti kandungan yang tersurat dan yang tersirat. Bahkan sampai kepada kesan kesan yang ditimbulkannya kepada jiwa si pembacanya. Dan yang dikenal dalam ilmu Al-Qur-aan sebagai "Tafsir Isy’ari". Dan kemudian ditulis orang-orang Ratusan Ribu Tafsir-tafsir Al-Qur-aan dari generasi ke generasi berikutnya. Sehingga ditemukan oleh pakar Al-Qur-aan beberapa Tulisan indah. Dan akan kita tampilkan gambar-gambar yang kita petik dari Buku Cendikiawan Muslim. Dibawah ini contoh-contohnya :
Namun sebelumnya perhatikan :

مَنْ قَالَ فِى الْـقُرْآنِ بِـغَـيْرِعِلْمِ ، فَـلْــيَــبَــوَّ أُ مَـقْـحَـدَ هُ مِنَ الــنَّارِ

“Barang siapa yang mengulas Al-Qur-aan tanpa ‘ilmu Pengetahuan. Maka bersiap-siaplah menduduki Api Neraka”. (H.R. Abu Daud)

مَنْ قَالَ فِى كِــتَابِ الـلّــــهِ بِـرَ أ يــهِ فَــأَ صَابَ فَــقَـدْ أَخْـطَــأْ

“Barangsiapa menguraikan Al-Qur-aan dengan ‘Akal dan Fikirannya sendiri dan benar. Sesungguhnya ia telah berbuat kesalahan”. (H.R. Ahmad)

Tidak pernah ada suatu bacaan yang dipelihara secara teliti, seperti Al-Qur-aan ini. Sejak dari mulai mempelajari Redaksinya. Bukan saja dari segi penempatan kalimat demi kalimat. Tetapi juga arti kandungannya yang tersurat dan tersirat.
Tidak ada satu bacaan yang diatur tata cara membaca, mana yang harus dipanjangkan, mana yang harus dipendekkan, mana baris yang harus di pertebal. Mana pula yang harus diperhalus ucapannya. Dimana tempat yang terlarang berhenti, dan dari mana harus memulainya. Bahkan diatur Lagu dan Irama yang diperkenankan atau tidak. Sehingga sampai kepada Etika membacanya. Terkecuali membaca Kitab Suci Al-Qur-aanul Kariim itu.
Tidak ada satu bacaanpun di Dunia ini, yang dihitung jumlahnya. Bukan hanya bagian demi bagian terbesar nya, tetapi sampai kepada ayat. Kalimat. Kata dan Huruf-hurufnya. Dan kemudian ditemukan Rahasia-rahasia yang sangat mengagumkan dari perimbangan jumlah dan bilangan kata-katanya.
Tidak ada satu bacaanpun yang diatur cara dan dipelajari tata cara penulisannya, baik dari segi persesuaian dan perbedaannya dengan penulisan masa kini, sampai kepada mencari rahasia-rahasianya, demikianlah keunggulan dan ke-Unikan Kitab Al-Qur-aan.
Gibb, dalam Bukunya “Mohammedanism” menulis "Tidak ada seorangpun dalam kurun waktu Seribu lima ratus tahun ini, yang telah memainkan alat bernada nyaring. Dan yang demikian mampu serta berani dan demikian luas getaran jiwa yang di akibatkan nya, seperti apa yang telah dilakukan oleh Muhammad, melalui Al-Qur-aan-nya”.
Sekarang mari kita bertanya. "Bagaimana biasanya sikap Manusia jika menyangkut satu keistimewaan ?" Kenyataan menunjukkan bahwa jangankan hasil Karya istimewa yang disusun seseorang mau diakui. Bahkan karya seseorang itu akan diburuk-buruk-kan serta dicaci.
Namun dalam hal ini Allah SWT telah memelihara Nabi Muhammad Saw. menyangkut dengan Al-Qur-aan yang disampaikannya. Karena Beliau tidak pernah mengKlaim. Bahwa itu adalah hasil karyanya. Secara tegas dan pasti Al-Qur-aan memberi jawaban kepada manusia.


وَ إِذَا تُـــتْــلى عَـلَـيْــهِمْ ا يَـا تُــنَا بـَـيِّــنَاتٍ قَـالَ الَّذِ يْـنَ لاَ يَـرْجُوْ نَ لـِـقآءَ نَـاائـتِ بـِقُـرْآنٍ غَـيْـرِهذآ أَوْ بـَدِّ لْــهُ قُـلْ مَـا يَـكُـوْ نُ لـِيْ أَنْ أُبــَدِّ لَـه مِنْ تـِـلْــقآئِ نَــفْسِي.إِنْ أَ تَّــبِـعُ إِ لاَّ مَا يـُوْحى إِ لَـيَّ إِ نِّــي أَخَافُ إِنْ عَصَـيْتُ رَبــِّيْ عَـذَابَ يَــوْ مٍ عَـظِـيْـمٍ . قُــلْ لَّــوْ شَآءَ الـلّــهُ مَاتَــلَـوْ تُــه عَـلَــيْـكُمْ وَ لاَ أَدْرَ اكُـمْ بِــه فَـقَـدْ لَــبِـثْـتُ فِــيْـكُـمْ عُـمُـرًا مِنْ قَــبْــلـِـه أَ فَـلاَ تَــعْــقِـلُـوْ نَ

"Dan apabila dibacakan kepada mereka-mereka ayat ayat KAMI yang terang dan nyata, lantas orang orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan KAMI itu berkata : "Cobalah engkau datangkan Al-Qur-aan yang lain dari itu. Atau tukarlah isinya". Katakanlah (Hai Muhammad ! ) "Saya tidak bisa menukarnya menurut kemauan Nafsuku sendiri……………………
Aku semata-mata hanya mengikuti apa yang di Wahyukan kepadaku!" Sesungguhnya aku takut, jika aku mendurhakai Tuhan-ku. Maka akan kena ‘Azab yang sangat pedih pada hari yang sangat besar (Qiyamat)". “Katakanlah ! Jika Allah menghendaki. Niscaya aku tidak membacakannya kepada kamu. Dan tidak pula akan mengajarkannya kepadamu. Bukankah aku telah berada ditengah-tengah kamu sekian lama ? Apakah kalian tidak ber’akal untuk memikirkannya ? (Q.S. Yunus : 15 - 16)

Allah Jalla Wa’azza memberi keterangan :


وَ لَـوْ تَــقَوَّ لَ عَـلَـيْـنَا بـَـعْـضَ اْلاَ قَاوِ يْـلِ . َلاَخَذْ نَـامِنْـهُ بِـالْـيَـمِـيْـنِ . ثُـمَّ لَــقَـطَـعْــنَامِـنْـهُ الْـوَ تِــيْـنَ . فَــمَـامِـنْـكُـمْ مِّنْ أَحَـدٍعَــنْــهُ حَاجِزِيْـنَ . وَ إِ نَّـه لَــتَــذْكِــرَ ةٌ لِّـلْـمُـتَّــقِــيْـنَ . وَ إِ نَّـالَــنَــعْــلَـمُ أَنَّ مِنْـكُـمْ مُـكَــذِّبـِيْـنَ . وَ إِ نَّـهُ لَـحـَـسْــرَ ةٌ عَـلىَ الْـكَافِـرِ يْـنَ . وَ إِ نَّـه لَـحَـقُّ الْــيَـقِــيْـنِ . فَسَـــبِّــحْ بِـاسْـمِ رَ بِّـكَ ا لْـعَـظِــيْـمِ

"Seandainya ia (Muhammad) Mengada-adakan perkataan-perkataan atas Nama KAMI"."Niscaya KAMI pegang Tangan kanannya, (Niscaya KAMI siksa ia dengan segera)". "Kemudian KAMI putuskan tali Jantungnya". "Maka tidak ada seorangpun dari kamu yang sanggup untuk menghalangi KAMI". "Dan sesungguhnya Al-Qur-aan itu, bisa menjadi pelajaran bagi orang-orang yang Taqwa". "Dan sesungguhnya KAMI Mengetahui bahwa di antara kamu ada yang mendustakan (Al-Qur-aan)". "Karena sesungguhnya Al-Qur-aan itu adalah suatu penyesalan bagi orang-orang kafir" Tetapi Al-Qur-aan itu adalah kebenaran yang sangat diyakini (oleh orang-orang beriman)". "Maka ber-Tasbihlah (menyebut) Nama Tuhan-mu. Yang Maha Besar" (QS-Al-Haaqqoh : 44 s/d 52)

Berulang-ulang kita temukan dalam Al-Qur-aan. Bahwa Wahyu-Nya tidak dipaksakan untuk mengikutinya.


وَ قُـلِ الْحَـقُّ مِنْ رَّ بِّكُـمْ، فَمَنْ شَـآءَ فَـلْــيُؤْ مِنْ وَّ مَنْ شَـآءَ فَـلْــيَكْـفُرْ اِ نـآ اَعْــتَــدْ نَـا لِلـظّــلِـمِـيْـنَ نَـارً ا

"Dan katakanlah ! "Kebenaran itu, datangnya dari Tuhan-mu. Maka barang siapa yang ingin beriman. Silahkan beriman ! Dan siapa yang bermaksud kufur. biarlah ia kafir". Sebab KAMI telah menyediakan Neraka bagi orang-orang yang Zalim". (QS. Al-Kahfi : 29
)

اِنَّ الـلّـــــهَ يـَــبْــعَثُ اِلـى هـذِ هِ اْلأُ مَّـةِ عَـلى رَ أْسِ كُلِّ مِـائَــةِ سَـنَـةٍ مَـنْ يــُجَـدِّ دُ لَـــهَـا دِ يْــنِــهَـا

“Sesungguhnya Allah Mengutus kepada umat ini pada penghujung tiap Seratus tahun. Orang-orang yang melanjutkan (Ajaran) Agama mereka”. (H.R. Abu Daud & Al-Hakim)

Para pakar Bahasa berbicara :
“Barangsiapa yang tidak menghargai karya orang lain. Maka kaum itu tidak akan pernah berfikiran maju. Bahkan akan mundur seratus tahun kebelakang”.

0 comments: