Adalah "Islam" sesuai dengan Firman Allah :
اِ نَّ الـدِّ يْــنَ عِــنْــدَ الـلّـــــــهِ الإِ سْــلاَ مُ ..
"Sesungguhnya Agama (yang diridhoi) disisi Allah hanya Islam" (Q.S. Ali-Imran : 19)
اَ لْــيَــوْ مَ اَ كْــمَــلْـتُ لَـكُـمْ دِ يْــنَكُـمْ وَ اَ تْـمَـمْتُ عَـلَــيْكُـمْ نِـعْـمَــتِى وَ رَ ضِيْـتُ لَــكُـمُ اْلإِ سْــــلاَ مَ دِ يْـــنَا
"Pada hari ini telah KU-sempurnakan untukmu Agama-mu. Dan telah KU-cukupkan kepadamu Ni’ mat-KU. Dan telah KU-ridhoi Islam itu menjadi Agama bagimu". (Q.S. Al-Maidah : 3)
Manusia yang Muslim wajib menerima Islam itu seutuhnya. Jangan setengah-setengah, atau sebagian saja. Jangan diikuti Hawa Nafsu yang digesek dan digosok serta digasak oleh Iblis La’natullah melalui setan yang berada di dalam diri. Sebab Islam adalah berisi Aturan hidup dan Peraturan kehidupan yang membawa manusia sampai ke gerbang keselamatan. Oleh karena itu, kita wajib mampu mengkoreksi ‘Ilmu Duniawi dan ‘Ilmu Ukhrowi. Selanjutnya menerapkan kedalam kehidupan sehari-hari selaku Umat Muslim yang baik dan hanya Ta’at kepada Allah ‘Azza Wajalla dan Rasul-Nya.
Apabila kita tak mau diatur oleh Islam, atau ingin mencari pegangan hidup di luar Islam, hal tersebut tidak diterima Allah SWT sebab bertentangan dengan Firman Allah :
وَ مَنْ يَّــبْـتَــغِ غَــيْـرَ اْلإِ سْــلاَ مِ دِ يْــنًا فَــلَـنْ يُّــقْــبَــلَ مِـنْـهُ، وَ هُـوَ فِى اْلأخِرَ ةِ مِنَ الْـخـسِـرِ يْـنَ
"Barang siapa yang mencari Agama selain dari Islam. Maka sekali-kali tidak akan diterima (Agama itu) darinya. Dan di Akhirat ia termasuk orang-orang yang merugi". (Q.S. Ali-Imran : 85)
Islam yang bersumber kepada Al-Qur-aan dan Sunnah Rasul Saw. Itulah yang Wajib kita pelajari selanjutnya kita tegakkan di muka bumi ini. Disamping belajar, kemudian ajarkanlah kepada orang-orang yang mau mempelajari yang sekaligus ia benar-benar mengharapkan Ridho Allah serta mengharap Syafa’at dari Rasulullah. Sebab orang-orang yang begini, tidak mudah bimbang atau merasa kecewa atas pengorbanan yang dialaminya. Dan tidak mudah iri hati atas kelebihan-kelebihan yang diperdapat orang lain. Karena mereka merasa takut akan hukum Allah. Lewat Aqidah Iman dengan Qodho dan Qodar, yang kesemuanya itu datangnya dari Allah Jalla Wa’azza. Kita perhatikan Hadits Qudsi di bawah ini :
قَالَ الـلّـــهُ تَـعَـلَى فِى الْحَـدِثِ الْـقُـدْسِ : إِ نَّــنِـى أَ نَّـا الـلّــــهُ لاَ إِ لــهَ
إِلاَّ أَ نَـا، مَنْ لَـمْ يـَـصْـبِـرْعَــلىَ بَــلاَ ئِ ، وَ لَـمْ يَــشْــكُــرْ لـِـنَــعْـمَائِ
وَ لَـمْ يـَـرْضَ بِــقَضَائِ فَـــلْــيَـخْـرُجْ مِنْ تَـحْتِ سَـمَـاءِ وَ لْـــيَــطْــلُبْ رَ بًّـا سِــوَ ايَ
“Allah Berfirman didalam Hadits Qudsi : “AKU - lah Allah. tidak ada Tuhan yang sebenarnya selain dari AKU. Maka barang siapa tidak sabar atas cobaan KU. Dan tidak bersyukur atas Nikmat-KU. Dan tidak rela terhadap segala Keputusan-KU. Maka hendaklah ia cari Tuhan yang lain selain AKU”.
Tantangan Allah kepada Makhluq-Nya di dalam Hadits Qudsi yang satu ini, sangat jelas dan gamblang. Jika kita renung-renungkan dengan pandangan ‘ilmu yang paling dangkal sekalipun, rasanya kita tidak bisa mencari Tuhan yang lain, selain dari Allah. Sebab Bumi ini milik Allah, lalu mau kemana kita berpijak ? Dan Ruang Angkasa itu milik Allah, lalu mau kemana kita bernaung, selain bernaung di Langit Allah ? Sementara segala Makhluq yang ada di muka Bumi dan di Ruang angkasa adalah milik Allah. Lalu mau kemana kita baurkan diri ini ? Air dan Api adalah milik Allah, masih banyak makhluq-makhluq Allah yang lain.
Bagaimana ? Sanggupkah kita mencari Tuhan yang lain ? Selain dari Allah Yang Maha Kuasa dan Pengasih lagi Maha Penyayang. Kita perhatikan Firman Allah :
لَـوْ كَـانَ فِـيْــهِـمَآ الـِـهَــةٌ اِلاَّ الـلّـــهُ لَــفَسَـدَ تَـا، فَسُــبْحَـانَ الـلّــــهِ رَبِّ الْـعَـرْشِ عَـمَّـآ يــَصِـفُـوْ نَ
“Jika ada Tuhan di ruang angkasa atau di bumi selain dari Allah. Maka niscaya binasalah ruang angkasa dan bumi. Maha Suci Allah yang mempunyai Arsy. Dari segala yang mereka sifatkan” (Q.S. Al-Anbiyaa’: 22)
Tuhan Pencipta Alam semesta hanya satu. Tidak dua dan tidak pula tiga. Ibarat kapal, hanya satu nakhodanya. Jika ada satu kapal dengan dua nakhoda, maka sudah pasti kapal akan pecah di tengah sebelum mencapai pantai tujuan. Bahkan akan membingungkan awak kapal. Perintah mana yang harus dilakukan ???
Dan Allah tidak memerlukan bantuan dari siapa pun. DIA Maha Kuasa berbuat segala-galanya. DIA Maha Mengatur segala yang ada, baik di Langit maupun di Bumi. DIA Mengetahui lapisan dan isi Bumi serta isi Lautan. DIA adalah Tuhan yang berkumpul semua sifat-sifat Kesempurnaan. Dan Maha Suci dari semua sifat Kekurangan. DIA meliputi seluruh Alam.
Allah adalah Nama bagi Pencipta seluruh yang ada. Di dalam Al-Qur-aan kalimat Allah ada sebanyak 2698 kali Nama itu disebutkan. Disamping itu masih banyak Asma’ul Husna. Dalam Surah Luqman ayat 25 berbunyi : “Kalau kepada mereka ditanya. Siapakah yang menciptakan Langit dan Bumi ? Niscaya mereka akan menjawab ”Allah !” Tetapi karena faktor-faktor tertentu. Maka mereka menutupi kebenaran itu. Ingatlah ! Di dalam Hati Abu jahal sendiri memaklumi kesalahan yang ada pada dirinya. Namun oleh karena Hatinya didera sifat sifat kedengkian yang sangat dalam, maka ia membenci kebenaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. Semua bisa terjadi. Karena ia didorong oleh Hawa nafsunya.
Demikianlah yang terjadi. Kaum Quraisy menutupi kebenaran Islam karena takut hilang pengaruhnya. Sebab jika hilang pengaruh, maka akan hilang kekuasaan. Kemudian akan hilang semua yang diperjuangkan. Iri hati dan kedengkian itu akan mendorong orangnya masuk ke dalam Neraka Jahannam. Lalu apakah ada yang semacam atau yang serupa dengan hati Abu Jahal pada zaman sekarang ? Wallahu A’lam ………
Perhatikanlah Janji Kita kepada Allah.
اِنَّـاعَـرَضْنَااْلاَ مَانَــةَ عَـلَى السَّـمـوتِ وَ اْلاَرْضِ وَ الْــجِــــبَـالِ فَــاَبــَـيْـنَ اَنْ يَّـحْـمِلْــنَــهَا وَ اَشْـفَــقْـنَ مِـنْــهَا وَحَـمَـلَـــهَا اْلاِ نْسَانُ اِ نَّــه كَـانَ ظَــلُـوْ مًـاجَــهُـوْ لاً
“Sesungguhnya KAMI telah tawarkan Amanah kepada Ruang Angkasa dan Bumi serta Gunung-gunung. Tetapi mereka semua enggan menerimanya. Karena mereka (sangat) khawatir akan mengkhianatinya. Dan Manusialah yang (sanggup) menerima Amanah tersebut. Sesungguhnya manusia itu (sangat) Zalim lagi amat bodoh”. (Q.S. Al-Ahzaab : 72)
Diriwayatkan dalam kitab Tafsir Hanafi. Bahwa ketika Amanah itu ditawarkan kepada Adam As. Ia berkata : “Ya Tuhan-ku. Sungguh Langit dan Bumi serta Gunung-gunung, sesuai dengan kebesaran dan keluasannya. Mereka tak sanggup dan tidak kuat menerima dan membawa Amanah itu. Maka bagaimana mungkin saya akan sanggup membawanya, sesuai pula dengan kelemahan yang ada pada saya ? Allah berfirman : “Pelaksanaan membawa adalah dari kamu. Dan Kekuatannya adalah dari AKU”. Maka Adam As. menerima Amanah itu”.
Al-Hafiz ibnul Jauzi menerangkan :
“Sesungguhnya Allah SWT. ketika telah menciptakan Adam As. serta meniupkan Ruh padanya, maka didatangkan Amanah dengan bentuk sebuah Batu besar. Kemudian Allah menawarkannya kepada Langit dan Bumi : ”Pikullah ini. Tetapi Langit dan Bumi enggan dan berkata : “Ya Robbi. Kami tidak sanggup memikulnya. Kemudian datanglah Adam As. sambil menggoyang-goyangnya dan menggerak gerakkan Batu besar itu. Dan berkata : “Andai kata Allah menghendaki, saya sanggup memikulnya”. Kemudian dicobanya mengangkat hingga sampai sebatas pinggangnya dan terus naik ke pundaknya. Ketika ia hendak menurunkannya kembali. Tiba-tiba Allah memerintahkan : “Hai Adam ! Biarkanlah ia diatas bahumu, jangan diletakkan kembali. Biarkan Amanah ini tetap di atas Pundakmu dan Pundak Anak Cucumu hingga Hari Qiyamat. Dan kamu akan mendapat pahala memikulnya. Namun akan mendapat siksa apabila menyia-nyiakan Amanah tersebut”.
Ibnu Katsir dalam Tafsirnya meriwayatkan. Setelah ‘Aun bin Ma’mar membaca Ayat di atas, maka ia bercerita, bahwa Hasan Bashri berkata : “Allah SWT telah menawarkan Amanah kepada tujuh lapis Langit yang dihiasi Bintang-bintang. Dan juga ditawarkan kepada Malaikat pemikul ‘Arsy yang sangat besar. Dengan Firman-Nya : “Apakah kalian mau memikul Amanah itu, dengan segala yang ada padanya ? mereka menyahut : “Apa yang didapat dari padanya ?”. Allah berfirman :”Jika kamu berlaku baik, akan diberi balasan baik. Namun jika berlaku sebaliknya, akan disiksa dan dihukum”. Mereka semua enggan menerima.
Kemudian ditawarkan kepada tujuh lapis Bumi nan kokoh yang dipasak oleh gunung-gunung, serta beberapa lembah yang ada. Allah berfirman : ”Maukah kalian memikul Amanah ini, dengan apa yang ada padanya ? Bumi menyahut : Apa yang kami dapat daripadanya ? Selanjutnya Allah berfirman: ”Jika kamu dapat berlaku baik padanya, akan diberi pahala. Namun jika berlaku jahat padanya, akan mendapat Hukuman dan disiksa”. Maka mereka tidak menyanggupinya. Kemudian ditawarkan kepada Gunung-gunung yang menjulang tinggi kokoh dan tegap : ”Apakah kalian mau memikul Amanah ini beserta apa yang ada padanya ?”. Jika kalian berlaku baik padanya, akan dibalas dengan kebaikan. Namun jika berlaku jahat padanya. Maka dibalas dengan siksa”. Mereka tidak menyanggupinya. Selanjutnya Adam As. menerima, sesuai dengan janji Allah, akan dibalas kebaikan jika menepati Amanah. Dan akan diganjar dengan hukuman siksa jika menelantarkan Amanah”.
Menurut ‘Abdullah bin ‘Umar ra. ia berkata :
”Kalimah Laa Ilaaha Ilallahu Muhammadur Rosulullah”. Itu dua puluh empat huruf. Secara hitungan, sehari semalam adalah dua puluh empat jam. Maka apabila seorang hamba Mengucapkan Dua Kalimah Syahadat ini dengan Hati yang ikhlas pada saat tersembunyi maupun terang-terangan. Maka Allah akan mengampuni Dosa-dosanya yang kecil maupun yang besar, yang samar maupun yang jelas. Yang disengaja atau tidak disengaja. Dengan sebab Mulianya Dua Kalimah Syahadat tersebut, selama Dua puluh empat jam.
Menurut keterangan “Kitab Tafsir Al-Maraghi” Amanah yang dimaksud dalam surah Al-Ahzaab ayat 72 ialah Ajaran Agama. Yaitu Perintah dan Larangan serta segala yang mencakup dalam pengertian Agama itu. Dalam hal ini, Allah menawarkan atau memikulkan atau mengemukakan, yang terkandung dalam arti perkataan : “Arodhna”. Maksudnya ialah dijadikan atau dipersiapkan Tuhan Ruang angkasa dan Bumi serta Gunung-gunung dan yang lainnya untuk mengemban Amanah tersebut. Yang dijadikan atau dipersiapkan Tuhan itu adalah Manusia. Karena Manusia yang ada dorongan untuk berbuat baik, dan tarikan untuk melakukan kejahatan dalam jiwanya. Dengan memikul Amanah itu akan ada yang Munafiq. Ada yang Musyriq. Serta ada yang Beriman. Dan perbuatannya yang menyebabkan Pahala atau Dosa Manusia. Balasannya masuk Surga yang akan dinikmatinya atau masuk ke Neraka tempat ia menderita. (Tafsir Rahmat : 837)
Saudaraku yang se-Iman !!!Sekiranya kita fikirkan sejenak dengan hati yang jernih dan dengan kepala dingin arti dan makna ayat di atas, maka fahamlah kita, bahwa Langit dan Gunung serta Bumi tidak sanggup menerima Amanah yang sangat tinggi nilainya ini. Karena mereka tidak diperlengkapi dengan sarana dan pra-sarana sebagaimana manusia. Sekiranya Langit menyanggupinya, maka pada saat ia Rukuk dan Sujud, Insya Allah, manusia yang ada di bawah naungannya akan hancur berlipat-lipat. Kemudian sekiranya Bumi dan Gunung-gunung bisa menerimanya, maka jika saat mereka Rukuk dan Sujud, Insya Allah manusia yang berada di kulit Bumi ini akan hancur luluh berkeping-keping dihimpit Gunung serta digulung oleh Bumi tersebut.
Sebenarnya ini adalah suatu cara mendidik manusia, agar memikirkan hal tersebut. Karena manusia telah diberi bekal dan dilengkapi Allah SWT. dengan berbagai Nikmat. Dari mulai nikmat berfikir dengan otak. Memandang dengan mata. Mendengar dengan telinga. Merasa dengan indera. Dan menimbang buruk dan baik dengan ‘Akal. Hati adalah alat untuk memutuskan suatu hal. Maka Amanah tersebut sudah dapat dipastikan untuk Manusia dari mulai Adam As. hingga anak cucunya.
Namun … masih banyak manusia yang menyalahkan Adam As. Menurut fikiran mereka, kesalahan Adam As. lah yang menyebabkan manusia terbebani oleh berbagai Perintah dan Larangan Allah Jalla Wa ’azza. Sehingga banyak di antara manusia yang keblinger membuat ibadah penebusan dosa nenek moyang manusia yakni Adam As. Untuk itu, hati-hati memelihara Amanah ! Bukan untuk dijungkir balikkan dan disesuaikan dengan pola fikiran hamba Allah. Ingatlah ! hamba Allah itu banyak. Dari mulai cacing, ular, kala, lipan, beruang, buaya, ikan dan lain sebagainya. Bukan hanya manusia. Berarti bukan salahnya Nabi Adam As. Perhatikan Hadits dibawah :
كَــتَبَ الـلّــــــــهُ مَـقَادِ يْـرِالْخَـلاَ ئِــقِ كُـــلَّــهَا قَـــبْـلَ اَنْ يـَـخْـــلُــقَ السَّــمـوَ اتِ وَ ا لاَرْ ضِ خَـمْـسِـيْـنَ اَ لْــفَ سَــنَــةً وَ عَـرْ شُـهُ عَــلَى الْــمَآ ءِ
“Allah Ta’ala telah menetapkan Rancangan-rancangan pastinya. Pada seluruh Ciptaan-Nya. Sebelum diciptakan Langit dan Bumi 50.000 Tahun. Dan diproses di atas Al-Maa’ (Air)”. (H.R. Al-Bukhari)
Allah Ta’ala menciptakan Alam semesta beserta isinya. Bukanlah dengan cara bermain-main, atau tanpa tujuan yang pasti. Tetapi dengan penuh perhitungan yang sangat cermat. Dan memakan waktu sekian lama. Ini bukan pula menunjukkan kelemahan Allah. Karena Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Allah mampu berbuat apa saja yang dikehendaki-Nya. Firman Allah :
اَ لَّـذِ يْـنَ يـَـذْكُـرُوْنَ الـلّـــــهَ قِــيَـامًاوَّ قُــعُـوْ دً ا وَّعَــلى جُــنُـوْ بِــــهِـمْ وَ يـَـتَــفَـكَّــرُوْنَ فِيْ خَـلْـقِ السَّمـوتِ وَ اْلاَرْضِ، رَ بَّـــنَا مَـاخَـلَـقْتَ هـذَا بَـاطِــلاً، سُـبْحــنَـكَ فَــقِــيْــنَا عَــذَابَ الـــنَّارِ
“(yaitu) Orang-orang yang ingat kepada Allah disaat berdiri, duduk dan waktu berbaring. Dan mereka memikirkan kejadian Ruang angkasa dan Bumi. (lantas) mereka berdo’a : ”Ya Tuhan kami. Bukanlah Engkau ciptakan semua ini dengan percuma. Maha Suci Engkau Semoga peliharakanlah kami dari ‘azab Neraka”. (semua yang dijadikan Allah ada arti dan Hikmah yang sangat dalam bagi manusia yang mau berfikir) (Q.S. Ali-Imran : 191)
Memang sudah saatnya kita menghadirkan dan memperhatikan ayat-ayat yang unik dan harus direnungkan bersama. Jangan sendiri-sendiri mencernanya, sebab bisa senyum sendiri dan ketawa sendiri. Dan jika telah begini, jangan disalahkan orang lain.
Kembali kita perhatikan bunyi Al-Ahzab di atas. Manusia yang dikatakan bodoh dan zalim dalam Surah Al-Ahzab tersebut, ialah orang yang tidak mau meluangkan waktunya untuk mempelajari Al-Qur-aan dan Sunah Rasulullah Saw. Dan yang tidak mau mempelajari Islam secara lengkap. Manusia semacam ini dikategorikan telah Zalim “Menzalimi” diri sendiri. Barang siapa yang merusak dirinya sendiri, termasuklah ia dalam kategori bodoh. Dan manusia yang bodoh itu tidak akan faham dengan ajaran yang baik. Maka terjadilah tumpang tindih dalam fikirannya. Yang shaleh dikatakannya salah, yang salah dikatakannya shaleh. Mereka katakan bahwa Islam itu kolot, kuno dan kampungan. Sebab tak sesuai lagi dengan keadaan zaman.
Wahai Orang Islam ! Jadilah umat Muslim yang baik. Dan berhentilah mencari pandangan hidup diluar Islam. Sebab otaknya bisa dicuci oleh orang barat. Yang kemudian ia dijadikan alat untuk menghujat Islam dari dalam …
يَـآ اَ يـُّــهَاالَّـذِيْـنَ ا مَـنُـوْاادْخُـلُـوْا فِى السِّـلْـمِ كَـافَّـةً، وَ لاَ تَــتَّـبِـعُـوْا خُطَـوَ اتِ الشَّــيْـطَانِ ، إِ نَّــه لَـكُـمْ عَـدُ وٌ مُّـبِـيْـنَ
“Hai orang-orang yang beriman ! Masuklah kamu kedalam Islam (dengan mematuhi semua perintah dan menjauhi semua larangannya) secara menyeluruh. Dan janganlah kamu turutkan rayuan-rayuan (gombal) setan. Sesungguhnya setan itu adalah musuhmu yang sangat nyata”. (Q.S. Al-Baqarah : 208)
Mengapa orang beriman malah disuruh masuk ke dalam Islam ? Baiklah kita layangkan pandangan akal dan fikiran kita ke sana sejenak. Kalau kita lihat dengan mata kepala, dibantu dengan pandangan ‘ilmu Syari’at, maka kita akan mengatakan Wah - wah - wah …Cek-cek-cek … Cukup banyak orang beriman kepada Allah SWT. Tetapi kalau kita pandang dengan kacamata nalar, dibantu dengan pandangan ‘ilmu Haqikat. Maka akan tersingkap sedikit kelemahan mereka, yaitu walau pun banyak orang yang beriman kepada Allah, tetapi hanya sedikit yang melaksanakan Perintah Allah dan walaupun banyak yang beriman kepada Allah, tetapi hanya sedikit yang meng-Imani Sunnah Rasululah Saw. Lalu bagaimana pendapat, jika kita pandang dengan Mata Hati, dibantu dengan pandangan ‘ilmu Ma’rifat ? Cek-cek-cek …… kita akan Geleng-geleng kepala ……
Demikian perbandingan antara sifat-sifat orang beriman dengan orang yang pura-pura beriman (munafiq). Buah tuturnya sangat lemah lembut, pandai bertanam tebu di bibir, sehingga manis didengar, tetapi hatinya keras seperti batu. Sebenarnya dialah musuh Islam yang Nomor Wahid dan paling kelat untuk diajar. Untuk itulah, kita dianjurkan agar memasuki Islam seluruhnya. Masukkanlah fikiran kita ke dalam Islam. Dan masukkan pula pandangan, penglihatan dan pendengaran ke dalam Islam. Dan masukkan pula segala kegiatan dan gerakan tubuh ke dalam Islam. Dan yang paling penting dimasukkan ke dalam Islam adalah “Akal yang berada di dalam Hati Sanubari” Janganlah setengah-setengah, kadang-kadang Hatinya masuk Islam. Tetapi kaki dan tangannya tidak ! Sementara matanya masuk Islam. Tetapi fikirannya tidak ! atau sebaliknya ….. lalu bagaimana manusia bisa melaksanakan perintah dan amanah Allah pada Surah Al-Ahzab ayat 72 di atas dengan baik ? jika hanya setengah-setengah. Bukankah Allah telah membekali manusia dengan suatu sarana yang lengkap ?
وَ لــِلّـــــــــهِ غَــيْبُ السَّـمـوتِ وَ اْلاَرْضِ وَ مَآ اَ مْـرُ السَّـاعَــةِ اِلاَّ كَـــلَــمْـعِ الْــبَـصـَـرِ اَوْ هُـوَ اَ قْـرَبُ اِنَّ الـلّـــهَ عَـلى كُـلِّ شَيْ ءٍ قَـدِ يْــرٌ . وَ الـلّـــهُ اَخْـرَ جَـكُـمْ مِّـنْ بـُطُـوْ نِ اُ مَّــهـتِــكُـمْ لاَ تَــعـْــلَــمُ نَ شَــيْـأً وَّجَـعَـلَ لَـكُـمُ السَّـمْـعَ وَ اْلاَ بْصَارَ وَ اْلاَ فْــئِــدَ ةَ لَــعَــلَّــكُـمْ تَــشْـكُـرُوْنَ
“Dan kepunyaan Allah segala yang tersembunyi di Ruang angkasa dan di Bumi. Kejadian Qiyamat itu hanya sekejap mata saja, atau lebih cepat lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Dan Allah Mengeluarkanmu dari perut Ibumu. (waktu itu). Dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu sedikitpun. Dan DIA memberi kamu Pen dengaran. Penglihatan. Dan Hati. Agar kamu bersyukur”. (Q.S. An-Nahl : 77-78)
Demikian Allah menerangkan bahwa berbagai macam nikmat itu adalah sarana untuk mensyukuri nikmat tersebut. Dan Allah telah menerangkan bahwa DIA mengetahui segala yang lahir dan yang tersembunyi. Walaupun yang tersembunyi dalam rahim maupun yang tersembunyi di dalam hati manusia.
Lalu nikmat yang mana lagi yang didustakan oleh manusia ? Coba kita perhatikan :
يَــعْـرِفُـوْ نَ نِــعْـمَـةَ الـلّـــهِ ثُــمَّ يُـنْـكِـرُوْ نَــهَا وَ اَ كْــثَــرُ هُـمُ الْــكَـافِـرُوْنَ
“Mereka (sebetulnya) mengetahui Nikmat Allah. Tetapi kemudian mereka memungkirinya. Dan kebanyakan dari mereka adalah orang-orang kafir”. (Q.S.An-Nahl : 83)
Nikmat-nikmat itu sudah seharusnya disyukuri. Dan dipergunakan sesuai dengan petunjuk Allah, disertai harapan mengharapkan Ridho Allah. Tetapi orang-orang kafir tetap saja membangkang. Wahai Muslim yang ingin naik ke jenjang Mukmin. Sangat baik kita perhatikan ayat demi ayat Al-Qur-aan yang memberi pengetahuan kepada kita. Agar hati menjadi lentur dan lemah lembut, sehingga bisa menerima Islam secara utuh dan menyeluruh. Dan ajaklah diri agar hati-hati dan jangan berprasangka buruk terhadap seluruh Makhluq Allah yang di Langit maupun di Bumi. Sebab Allah mengancam melalui Kalamullah pada surah :
قُـلْ مَنْ كَـانَ عَـدُوًّ الِّـجِـبْـر ِيْــلَ فَـاِنَّـه نَــزَّ لَـه عَـلى قَــلْــبِـكَ بِــاِذْنِ الـلّـــــهِ مُصَـدِّ قًـالِّــمَا بَــيْـنَ يَـدَ يـْـهِ وَهُدًى وَّ بـُـشْــرى لـِلْــمُـؤْ مِــنِـيْـنَ . مَنْ كَـانَ عَـدُوًّ الّــِلّــــهِ وَ مَـلــئِــكَــتِـه وَ رَسُــوْ لِــه وَ جِــبْــرِ يْــلَ وَ مـِـيْـكــلَ فَــاِنَّ الـلّـــــــهَ عَـدُ وٌّ لّـِلْـكـــفِــرِ يْـنَ
وَ لَــقَـدْ اَ نْــزَ لْــنَآ اِ لَـــيْكَ ا يــتٍ بَـــيِّــنـتٍ، وَ مَا يَكْــفُـرْ بِــهَآ اِلاَّ الْــفسِقُـوْ نَ
“Katakanlah ! Siapa yang menjadi musuh Jibril. Maka sesungguhnya Jibril itu telah menurunkan Al-Qur-aan ke dalam Hatimu (Hai Muhammad) dengan se-izin Allah. (Al-Qur-aan Kariim itu) membenarkan Kitab-kitab yang turun sebelumnya. Menjadi petunjuk dan khabar gembira bagi orang-orang yang beriman”.
“Barangsiapa yang menjadi musuh Allah. Malaikat dan Rasul-Nya, Jibril dan Mikail. Maka sesungguhnya Allah-lah musuh orang-orang kafir”.
“Sesungguhnya telah KAMI turunkan kepadamu ayat-ayat yang terang. Dan yang menyangkalnya. Adalah orang-orang yang Fasiq” (Q.S. Baqarah : 97-99)
Perhatikan keterangan ayat-ayat diatas, dan renungkan sedalam-dalamnya, selanjutnya ajaklah diri memperhatikan segenap perintah dan larangan Allah. Kemudian laksanakanlah semua yang dianjurkan Allah dan Rasul-Nya. Sadarlah bahwa manusia itu telah diciptakan sebagai makhluq yang sebaik-baiknya.
لَــقَـدْ خَــلَــقْــنَا اْلإِ نْــسَانَ فِيْ اَحْسـنِ تَـــقْـوِ يْــمٍ
“Sesungguhnya KAMI telah menciptakan Manusia itu dalam bentuk yang sangat baik” (Q.S. At-Tiin : 4)
Jika manusia itu mau menyadarinya, bahwa ia ada lah makhluq yang berwajah sangat baik dari seluruh ciptaan Allah. lalu diberi segala sarana dan prasarana, supaya memudahkannya dalam bertindak. Tetapi manusia lebih suka memperturutkan hawa nafsunya, lalu terjerumus ke dalam lembah kehinaan. Alangkah rendahnya manusia yang tak mau tahu kepada Ajaran Allah dan Rasul-Nya :
وَ لَـوْ شِئْــنَا لَـرَ فَــعْــنـهُ بِــهَا وَ لـكِــنَّـه اَخْــلَـدَ إِلىَ اْلاَرْضِ وَ اتَّـــبَــعَ هَــو ـهُ ، فَــمَــثَـــلُــه كَــمَـثَــلِ الْـكَـــلْبِ، تَحْـمِـلْ عَـلَــيْـهِ يَــلْــهَـثُ اَوْ تَـــتْــرُ كْــهُ يـَـلْــهَـثُ ذ الـِكَ مَــثَــلُ الْــقَـوْ مِ الَّــذِ يْـنَ كَــذَّ بـُـوْا بِــأ يـــتِـــنَا، فَـاقْـصُـصِ الْــقَـصَـصَ لَــعَــلَّـــهُمْ يـَـتَــفَــكَّــرُوْنَ
“Dan jika KAMI kehendaki. Tentu dapat KAMI tinggikan derajatnya dengan (mengikuti) ayat-ayat itu. Tetapi mereka lebih (cenderung) kepada (kesenangan) di Bumi. Dan mengikuti Hawa nafsunya. Perumpamaannya persis seperti Anjing. Jika ia engkau halau, maka dijulurkannya lidahnya. (mengejek). Dan jika engkau biarkan saja, dijulurkannya juga lidahnya. Demikian perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat KAMI. Karena itu, ceritakanlah kepada mereka kisah itu. Agar mereka mengambil pelajaran” (Q.S. Al-A’raaf : 176)
Kisah yang disebut oleh ayat di atas, bukan untuk seseorang, tetapi untuk umum, untuk seluruh umat manusia yang lalai, dan setiap kelalaian akan merugi. Sebaiknya manusia itu merenungi dirinya, sudah sangat banyak sarana yang dianugerahkan Allah kepadanya. Namun ia kurang pandai bersyukur, malah sarana yang begitu indah dipakai untuk menjatuhkan derajat dirinya sendiri.
وَ لَــقَدْ ذَ رَ أْ نَـالـِجَــهَــنَّـمَ كَــثِــيْـرًا مِّنَ الْـجِـنِّ وَ اْلإِ نْـسِ، لَـــهُــمْ
قُــلُـوْبٌ لاَّ يـَـفْــقَــهُــوْنَ بِــهَا، وَ لَــهُمْ أَ عْــيُــنٌ لاَّ يـُــبْصِرُوْنَ بِــهَا، وَ لَـــهُمْ أ ذَ انٌ لاَّ يــُـسْـمَــعُـوْ نَ بِــهَا، أُو لـــئِـكَ كَــاْلأَ نْــعَـا مِ بَــلْ هُـمْ أَ ضَـلُّ أو لـــئِــكَ هُـمُ الْـغــفِــلُــوْنَ
“Dan sesungguhnya KAMI jadikan isi Neraka Jahannam itu kebanyakan dari Jin dan Manusia. Sebab Mereka mempunyai Hati, tetapi tidak mau memahami (Petunjuk Allah) dengan Hatinya itu. Dan mereka mempunyai Mata. Tetapi tidak mereka pergunakan untuk melihat (jalan yang lurus). Walaupun mereka mempunyai Telinga. Tetapi tidak mereka gunakan untuk mendengar (yang Haq). Mereka laksana binatang ternak. Bahkan lebih sesat lagi. Karena mereka lalai (dari memahami ayat-ayat Allah) (Q.S. Al-A’raaf : 179)
Wahai insan ! Pergunakanlah akal dan fikiran serta segala sarana yang telah dianugerahkan Allah kepada kita, untuk meneliti dan memahami secara benar Wahyu Allah Jalla Wa’azza. Bukan diputarbalikkan, atau dipergunakan untuk mengambil keuntungan pribadi. Sehingga yang Salah jadi Shaleh, yang Shaleh jadi Salah. Tuntunan dianggap Tontonan. Tontonan dianggap Tuntunan. Ajaklah diri supaya insyaf. Jangan sampai terlambat untuk bertaubat !!!
Karena keterlambatan itu akan menggiring kita menjadi penghuni Neraka Jahannam. Padahal Allah melalui Al-Qur-aan, telah membuka pintu seluas-luasnya untuk berfikir. Dan dianjurkan untuk belajar menyelidiki kandungan Al-Qur-aan. Mengapa lalai ?
يَـآ اَ يـُّــهَاالَّــذِيْـنَ ا مَــنُـوْآ اَطِــيْـعُـوْالـلّـــــــهَ وَ أطِــيْــعُـوْالــرَّسُـوْلَ وَ لاَ تُـــبْـطِــلُــوْآ اَعْـمَـالَــكُـمْ
“Hai orang-orang yang beriman ! Ta’atilah Allah dan Ta’atilah Rasul (Muhammad). Dan janganlah kamu rusak ‘amal-‘amalanmu (dengan perbuatan bu ruk)”. (Q.S. Muhammad : 33)
قَالَ يـقَـوْ مِ عْـبُـدُوْاالـلّــهَ مَـالَـكُـمْ مِّنْ اِلـهٍ غَـيْـرُ ه هُـوَ اَ نــشَـأَكُـمْ مِّـنَ اْلاَرْضِ وَ اسْــتَــعْـمَـرَ كُـمْ فِــيْــهَا فَاسْـتَــغْـفِـرُوْ هُ، ثُــمَّ تُــوْ بـُـوْآ اِلَــيْـهِ اِنَّ رَ بـِّيْ قَـرِ يْبٌ مُّجِـيْـبٌ
Nabi Shaleh berkata kepada kaumnya. "Hai kaumku ! Sembahlah Allah, tiada Tuhan-mu selain DIA. DIA telah menciptakan kamu dari Bumi. Dan DIA menjadikan kamu memakmurkan muka Bumi itu. Maka minta ampunlah. Dan bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhan-ku sangat dekat. Dan memperkenankan segala permohonan” (hamba-Nya yang berdo’a kepada Nya). (Q.S. Huud : 61)
Sangat baik kita perhatikan ayat-ayat selanjutnya :
فَــأَعْـرَضُوْا فَـاَرْسَـلْــنَـاعَـلَــيْــهِـمْ سَــيْـلَ الْــعَرِ مِ وَ بـَـدَّ لْــنَاهُـمْ
بِـجَــنَّـــتَـــيْــهِمْ جَـنَّـتَــيْـنِ ذَوَ اتَـيْ أُ كُـلٍ، خَـمْطٍ وَّ اَ ثـلٍ وَّ شَيْ ءٍ مِّنْ سِدْرٍ قَـلِــيْــلٍ . ذلـِكَ جَـزَ يْــنـهُـمْ بِـمَـاكَــفَـرُوْ ا وَ هَـلْ نَـجـزِ يْ اِلاَّ الْـكَــفُــوْ رَ
“Tetapi mereka membangkang, maka KAMI datangkan banjir besar. Dan KAMI tukar kedua bidang kebun mereka dengan dua bidang kebun lain yang pahit buahnya. Pohon “Atsl dan sedikit pohon Sidir”. (dua macam tanaman yang tidak berbuah).
“Demikianlah pembalasan yang KAMI berikan kepada mereka-mereka, karena kekafirannya. KAMI menimpakan ‘Azab kepada orang-orang yang sangat kafir”. (Q.S. As-Saba’ : 16-17)
Wasiat Luqman kepada Anaknya :
يَـآ بُـنَـيَّ أَقِـمِ الصَّـلـو ةَ وَ أْ مُرْبِـالْـمَـعْـرُوْفِ وَ ا نْـهَ عَنِ الْـمُـنْـكَـرِ وَ اصْبِـرْ عَـلَى مَـآاَصَابَـكَ اِنَّ ذلـِكَ مِنْ عَـزْ مِ اْلاُ مُوْ رِ
وَ لاَ تُـصَــعِّـرْ خَـدَّ كَ لـِلـــنَّاسِ وَ لاَ تَــمْـشِ فِى اْلاَرْضِ مَرَحًـا اِنَّ الـلّـــهَ لاَ يــُحِـبُّ كُـلَّ مُخْــتَـالٍ فَـخُـوْ رٍ
“Hai Anakku ! Dirikan Sholat. Suruhlah orang berbuat baik. Laranglah perbuatan munkar (kejahatan). Dan Sabarlah menghadapi Musibah yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu sudah termasuk Perintah-perintah Allah”. “Dan janganlah engkau Congkak terhadap Manusia. Dan janganlah berjalan di muka Bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang Sombong dan membanggakan diri”. (Q.S. Luqman : 17 - 18)
Alangkah indahnya nasehat yang diberikan Luqman kepada anaknya tersebut.
Renungkan sendiri …………