26 February 2008

11. Beberapa Kewajiban yang Berhubungan dengan Ibadah Sholat

مـُنِـيْــبِــيْــنَ اِلَـــيْــهِ وَ تَّــقُـوْ هُ وَ اَقِــيْـمُواالصَّـلوةَ وَ لاَ تَـكُـوْ نُـوْامِنَ الْمُشْـرِكِــيْـنَ

“(Hendaklah kamu menjadi) orang-orang yang tunduk kepada-Nya. Berrtaqwalah kepada-Nya ! Dirikan Sholat ! Dan janganlah kamu termasuk golongan orang-orang yang Musyrik”. (Q.S. Ar-Ruum : 31)

Setiap mukallaf wajib melaksanakan Sholat Fardhu atau Sholat lima waktu sehari semalam. ‘Amalan Sholat ini sangat perlu ditekankan kepada keluarga. Dan ditanamkan ke dalam jiwa anak-anak oleh setiap orang tuanya. Para orang tua hendaklah melatih anaknya untuk melaksanakan Sholat berjama’ah bersama Ayah dan Ibu serta seluruh keluarga yang ada. Atau mengajak Anaknya ke Masjid atau Musholla. Asalkan sang anak tidak mengacau ketenteraman para Jama’ah yang sedang Sholat. Ini juga perlu perhatian orang tua kepada anak.

مُرُوْااَوْ لاَدَ كُــمْ بـِاالـصَّـــلاَ ةِ وَ هُـمْ أَ نــــبَاءُ سَـــبْــعِ وَ اضْـرِ بُــوْ هُـمْ عَــلَــيْـــهَ وَ هُمْ أَ نَّـــبَاءُ عَـشْــرٍ

“Dari “Amrin bin Syu’aib dari Ayahnya. Dari Neneknya. Katanya, Nabi Saw bersabda : “Perintahkanlah anak-anakmu melaksanakan Sholat, di waktu usia mereka meningkat Tujuh tahun. Dan (jika perlu) pukullah mereka, (jika mereka enggan melaksanakan Sholat) di waktu usia mereka meningkat Sepuluh tahun”. (H.R. Abu Daud)

يـآ اَ يــُّـهَا الَّذِ يْنَ أ مَــنُـوْا قُـوْ آ اَ نْــفُسَكُـمْ وَ اَ هْـلِكُـمْ نَـارًا وَ قُـوْدُهَا الــنَّاسُ وَ الْـحِجَـارَ ةُ عَـلَــيْـهَامَـلــئـكَــةٌ غِلاَ ظٌ شِدَادٌ لاَّ يـَعْصُوْنَ الـلّـــهِ مَآ اَ مَـرَ هُـمْ وَ يَــفْـعَـلُــوْنَ مَايــُـؤْ مَرُ وْنَ

“Hai orang-orang yang beriman ! peliharalah dirimu dan keluargamu dari Api Neraka. Yang bahan bakarnya adalah Manusia dan Batu. Pengawal-pengawalnya para Malaikat yang Kasar dan Keras. Dan yang tidak mendurhakai Allah terhadap yang diperintahkan-Nya kepada mereka. Dan mereka selalu melakukan apa yang diperintahkan (Allah) kepada mereka”. (Q.S. At-Tahrim : 6)

Demikian anjuran Rasulullah Saw. kepada umatnya. Sebab Ibadah yang paling awal dihisab atau diperhitungkan pada hari Qiyamat, ialah Ibadah Sholat.

أَوَّلُ مَـايــُحَاسَبُ بِــهِ الْـعَــبْـدُ يـَـوْ مَ الْــقِــيَـامَــةِ الصَّـــــــــلاَ ةُ فَـإِنْ صَـلُحَتْ صَــلُـحَ سَا ئِــرُ عَــمَــلِــهِ ، وَ إِنْ فَـسَـدَ تْ فَـسَـدَ سَا ئِـــرُ عَــمَــلِــهِ

“Amal yang pertama kali akan dihisab untuk seseorang hamba pada hari Qiyamat ialah Sholatnya. Jika Sholatnya baik. Maka baiklah segala ‘Amalannya yang lain. Dan jika Sholatnya itu rusak. Maka binasalah segala ‘Amalannya yang lain”. (H.R. At-Thabrany)

Demikian penting dan urgentnya urusan Sholat ini, sehingga sangat dianjurkan oleh Rasulullah Saw. Banyak ayat Al-Qur-an dan Hadits mengundang manusia agar mau melaksanakan Sholat lima waktu sehari semalam. Di antaranya :

قَـدْاَ فْـلَـحَ الْـمُـؤْ مِنُـوْنَ، ا لَّـذِ يْنَ هُمْ فِيْ صَـلو تـِـهِمْ خَاشِعُـــوْنَ ، وَ الَّـذِ يْـنَ هُمْ عَنِ الَّـغْـوِّ مُـعْــرِضُـوْنَ ، وَ الَّــذِيْـنَ هُمْ لـِلـزّكـوةِ فَاعِـلُـوْنَ ، وَ الَّـذِ يْنَ هُمْ لـِـفُـرُوْ جِــهِـمْ حَافِـظُــوْ نَ

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman” yang melaksanakan Sholatnya dengan khusu’. "Dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna”. “Dan orang-orang yang mengeluarkan Zakat”. “Serta orang-orang yang memelihara kemaluannya”. (Q.S. Al-Mukminuun :1-5)

Sebaiknya kita awasi diri ketika melaksanakan Sholat Fardhu maupun Sunat, serta ibadah-ibadah yang lain. Dan mohonlah kepada Allah SWT semoga dalam segala pelaksanaan ibadah kita diberi Allah Khusu’, Tawadhu’ dan Tawarru’. Sebab menurut pandangan Ahli Tasawwuf, kebanyakan manusia sangat kurang Adabnya kepada Allah SWT sehingga nilainya sangat jauh dari yang kita harapkan.
Kita kutipkan Nasehat orang-orang yang ‘Arif :

إِنَّ بَــعْدَ الْــعَــبْـدِ مِنْ رَّ بـِّــهِ إِ نَّــمَـآ هُـوَ بـِسُــوْ ءِ أَ دَ بِــهِ

“Sesungguhnya seorang hamba menjadi jauh dari Tuhan-nya. hanya dikarenakan ia tidak baik Adabnya (kepada Allah)”. (Kitab Aqoozul Humam)

Wahai insan ! Khusu’ tersebut adalah kepunyaan Allah. Maka Mohonlah kepada Allah dengan merendahkan diri, semoga Allah menganugerahi kita kekhusu’an yang rapi di dalam setiap beribadah. Dan berhati-hatilah memelihara khusu’. Sebab ia sangat mudah hilang dari ingatan manusia. Perhatikan Hadits :

أَوَّ لُ شَيْءٍ يُـرْفَــعُ مِنْ هـذِ ه ِاْلأُ مَّـةِ الْخُـشُـوْ عُ حَـتّى لاَ يـُرى فِـيْـهَاخَاشِِـعٌ

“Yang pertama-tama di angkat dari Umat ini, ialah khusu’. Sehingga tidak terlihat seorangpun yang khusu’ (dalam ber’amal)”. (HR. Ahmad dan At-Turmudzy)

Wahai saudaraku yang seiman !
Jika kita isi seluruh kehidupan ini untuk beribadah dan ber’amal dalam rangka Ta’at kepada Allah, belum setara dengan mensyukuri seluruh nikmat-nikmat yang telah di berikan Allah kepada kita. Salah satunya seperti nikmat penglihatan yang merupakan bagian dari nikmat nikmat Allah yang tidak terhitung nilainya.

وَاِنَّ تَــعُـدُّوْا نـِـعْـمَــةَ الـلّــــهِ لاَ تَـحْصُـوْهَا اِنَّ الـلّـــهَ لَــغَـفُـوْ رٌ رَّحِـيْــمٌ


"Dan jika kamu hitung Nikmat Allah. Niscaya kamu tidak sanggup menghitungnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
(Q.S An-Nahl : 18)

وَ الـلّــــــــــهُ يَــعْـلَــمُ مَـا تُـسِـرُّ وْ نَ وَ مَـا تُــعْــلِـــنُـوْ نَ

"Dan Allah Maha Mengetahui semua yang kamu sembunyikan dan yang kamu lahirkan". (QS - An-Nahl : 19)

نِـعْمَـتَـانِ مَغْـبُـوْنٌ فِـيْــهِمَا كَـثِــيْـرٌ مِنَ الـنَّاسِ : اَلصِّحَةُ وَ الْـفَرَ اغْ

"Ada dua kenikmatan yang membuat banyak orang terpedaya, yaitu nikmat sehat dan nikmat senggang. Artinya : “saat-saat seggang, kebanyakan orang sering menggunakannya untuk melakukan perbuatan maksiat”. (H.R. Al-Bukhari)

مَاعَـظُـمَتْ نِـعْـمَـةُ الـلّـــهِ تَـعَالى عِنْدَ أَحَـدٍ اِلاَّ كَــثُـرَتْ حَـوَا ئِـجُ الـنَّاسِ إِلَــيْـهِ فَـمَـنْ مَـلَّ تِـلْـكَ الْـحَـوَ ا ئِــجَ فَــقَدْعَـرَّضَ تِـلْـكَ الـنِّـعْـمَـةَ لِلـزَّ وَ الِ

"Membesarkan Nikmat Allah bagi seseorang. Adalah bertambah banyaknya kebutuhan orang kepadanya. Tetapi barang siapa enggan memenuhi kebutuhan-kebutuhan (menolong orang). Maka berarti ia telah membiarkan kenikmatan Allah itu lenyap dari (dirinya)”. (Q.S. Al-Baihaqi)

0 comments: