19 February 2008

5. Hak Allah dan Hak Rasul Jangan Dicampur Adukkan

Diantara yang harus kita jaga dan selalu jadi perhatian serta wajib diingat ! Agar jangan sampai bercampur aduk antara Haq Allah dan Haq Rasul-Nya. Karena selalu kita perhatikan seorang Muslim tanpa disadarinya telah memperbuat suatu perbuatan yang menurut tanggapannya perbuatannya itu adalah menjadi Haq Rasul, atas dirinya atau karena sangat cintanya kepada Nabi Saw. sehingga pada akhirnya ia terjerumus kelembah kemusyrikan. Dan termasuklah ia orang yang dimurkai Allah.
Kecintaan yang sebenarnya terhadap Rasul adalah dengan mengikuti dan mematuhi Sunnahnya, serta bersegera berbuat apa yang dianjurkan Rasul kepada Umatnya. Kecintaan secara pribadi kepada Rasul mungkin sedikit keliru jika keterlaluan memujanya. Sehingga terjadi pengkultusan kepada manusia. Karena Allah telah memerintahkan melalui Rasul-Nya. Bahwa “Tidak ada yang kusembah, kecuali Allah”. Dan kita fahami, bahwa kecintaan yang demikian tidak akan sempurna. Terkecuali dengan mematuhi dan menta’ati Agama yang dibawanya. Dan sangat kita maklumi, apa yang dibawa oleh Rasul itu datangnya dari Allah SWT. yang mana Allah memerintahkan agar menyembah hanya kepada-Nya. Dan tidak menyembah kepada yang selain Allah. Inilah Tauhid yang murni, seperti yang telah di kemukakan terdahulu. Agar Tauhid yang demikian selalu tertanam di dalam hati. Dan sangat banyak ayat Al-Qur-aan menunjukkan bahwa Muhammad itu adalah manusia biasa :

قُـلْ ا ِنَّــمَآ اَ نَـا بـَـشَــرٌ مِثْـــلُــكُـمْ يـُـوْحى اِلَـيَّ اِ نَّــمَـآ اِلــهُـكُـمْ اِ لــهٌ وَّ احِـدٌ، فَـمَـنْ كَـانَ يَــرْجُـوْا لـِـقـآءَ رَ ِبّــه فَــلْــيَـعْـمَـلْ عَـمَـلاً صَالِـحًا وَّ لاَ يـُشْـرِ كْ بِــعِــبَـادَ ةِ رَ بِـّـه اَحَــدً ا

“Katakanlah (Hai Muhammad) ! Sesungguhnya aku ini adalah seorang Manusia seperti kamu juga. Di Wahyukan kepadaku Bahwa Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Siapa yang mengharapkan akan menemui Tuhan-nya. Maka hendaklah ia ber ’amal Shaleh. Dan tidak mempersekutukan Tuhan-nya dengan apa juapun”. (Q.S. Al-Kahfi : 110)

قُـلْ لا اَ مْـلِـكُ لـِـنَـفْسِـيْ نَــفْــعًاوَّ لاَضَـرًّ ااِلاَّ مَاشَـآءَ الـلّــهُ وَ لَـوْ كُـــنْتُ اَعْـلَـمُ الْـغَــيْبَ لاَ سْــتَــكْـــثَــرْ تُ مِنَ الْـخَـيْـرِ، وَ مَا مَسَّـنِـيَ السُّــوْ ءُ، اِنْ اَ نَـااِلاَّ نَـذِ يْـرٌ وَّ بـَـشِّـيْـرٌ لِّــقَــوْ مِ يُــؤْ مِنُـوْنَ

“Katakanlah ! (Hai Muhammad) “Aku tidak dapat meraih kebaikan (keuntungan pribadi). Dan tidak pula sanggup menolak bahaya (untuk diriku). Kecuali jika dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui hal yang gaib. Sudah barang tentu aku akan banyak memperoleh kebaikan. Dan aku tidak akan ditimpa kesulitan. Aku ini hanya (seorang yang) menyampaikan Peringatan dan Pembawa berita gembira bagi kaum yang beriman”. (Q.S. Al-A’raaf : 188)

Oleh karena itu. Mohonlah Pertolongan dan Bantuan hanya kepada Allah. DIA-lah yang mengabulkan Do’a :

اُدْ عُـوْ نـِى اَ سْــتَــجِـبْ لَـــكُـمْ

“Bermohonlah kamu kepada kepada-KU. Niscaya akan AKU kabulkan”. (Q.S. Al-Ghofir : 60)

وَ اِذَا سَــأَ لَـكَ عِــبَادِى عَــنِّى فَــإِ نِّــى قَـرِ يْـبٌ اُجِــيْـبُ دَ عْــوَ ةَ الـدَّ عِ اِذَ ادَ عَـان ِ

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya tentang AKU. (Katakanlah) AKU dekat (pada mereka) AKU mengabulkan Do’a orang yang berdo’a kepada-KU”
(Q.S. Al-Baqarah : 186)

وَ لَــقَـدْ خَــلَـــقْـــنَا اْلاِ نْسَانَ وَ نَــعْـلَـمُ مَا تَــوَ سْـوِسُ بِـــــــه نَــفْسُـه وَ نَـحْـنُ أَ قْـرَ بُ اِ لَـــيْـــهِ مِنْ حَــبْــلِ الْــوَ رِ يْــدِ

“Dan sesungguhnya KAMI Menciptakan manusia. Dan KAMI mengetahui apa yang terguris didalam Hatinya. Dan KAMI lebih dekat kepadanya dari pada Urat lehernya”. (Q.S. Qoof : 16)

Ayat-ayat di atas telah menerangkan bahwa mana yang menjadi Haq Allah, dan mana pula yang menjadi Haq Rasul. Oleh karena itu, jangan dicampur adukkan. Bertawakkallah kepada Allah. Dan perhatikan Sabda Nabi Saw.

لاَ تَــطْــرُونـِ ى كَـمَاأ مْطَـرْتَ الـنَّصَارِى عِـيْسَى ا بْـنِ مَرْ يَمْ فَـإِ نَّـمَا أَ نَـاعَــبْـدُ الـلّـــــهِ فَــقُـوْ لُــوْ ا : عَــبْـدُ الـلّـــــــهِ وَ رَسُــوْ لُـــهُ

“Jangan kamu lemparkan kepadaku seperti yang pernah dilemparkan oleh orang-orang Nasrani kepada ‘Isa binti Maryam. Aku hanya seorang hamba Allah. Katakanlah ! hamba Allah dan Rasul-Nya” (HR. Bukhari)

Demikian bimbingan Rasulullah Saw. dan menunjukkan Ke-Tauhid-an yang murni. Dan Beliau selalu berusaha memelihara Tauhid yang dibawanya. Karena itu Beliau selalu menerangkan arti Tauhid dan kontradiksinya ialah Syirik. Agar seseorang jangan sampai terjatuh ke lembah kemusyrikan. Maka harus hati-hati.
Begitu kasihnya Rasulullah Saw. kepada umatnya, sehingga Allah banyak melahirkan ayat-ayat yang menerangkan hal ini dapat kita perhatikan Surah At-Taubah ayat 128. Tetapi sebaiknya perhatikanlah Surah :

الــنَّــبِــيُّ اُوْ لـى بِـالْــمُـؤْ مِـنِـيْـنَ مِـنْ اَ نْــفُــسِـــهِـمْ

“Nabi itu. Lebih utama bagi orang-orang Mukmin dari pada diri mereka sendiri”. (Q.S. Al-Ahzab : 6)

مَـاضَـلَّ صَـاحِـبُـكُــمْ وَ مَـاغَـوى. وَ مـَا يَـنــْطِـقُ عَنِ الْــهَـوى . اِنْ هُـوَ اِ لاَّ وَحْيٌّ يُّــوْحى . عَـــلَّـــمَــه شَــدِ يْــدُ الْـــقُـــوى

“Temanmu (Muhammad) bukanlah orang sesat. Dan tidak pula keliru. Sebab yang diucapkannya itu, tidak menurut Hawa Nafsunya. Ucapannya itu adalah (Al-Qur-aan) adalah Wahyu yang diwahyukan (kepadanya). Diajarkan oleh (Jibril) yang sangat kuat (ingatannya)” (Q.S. An-Najm : 2 s/d 5)

0 comments: